Monthly Archives: April 2012

Yamaha FZ-226, anyone?

Disaat sebagian orang lagi sibuk ngomongin New Vixion, Honda teralis, dan sebagainya yang masih simpang siur, maka ane memilih untuk bertapa di gunung Huako, tentunya Sun Go Kong ane usir dulu ya dari sana…. ♉( ̄▿ ̄)♉

Setelah sekian lama bertapa akhirnya ane dapat wangsit tentang sebuah motor, motor itu tampak seperti penggabungan antara New Scorpio Z dan Yamaha FZ-S. Sayangnya motor tersebut mana ada di pasaran ya kan? Kata yang ngirim wangsit, satu2nya cara untuk merealisasikan penggabungan New Scorpio Z dan FZ-S adalah dengan “membuatnya” sendiri. Nungguin Yamaha ngeluarin motor bertampang FZ-S dan bermesin Scorpio? Ngimpi katanya…. :mrgreen:. Dan lagi menurut wangsit yang ane dapat, katanya gak usahlah situ beli2 motor baru kalo motor lama situ masih layak pakai, menuh2in jalan yg udah macet aja nantinya, ini kata wangsit lho :mrgreen:. Kebetulan di artikel ane terdahulu ane sudah bilang bahwa akan merombak total sang Blue Scouzie tercintah… Ya kalo gitu mari jadikan Blue Scouzie sebagai “tumbal” dalam merealisasikan wangsit ane… xixixixi :mrgreen:.

Dalam merealisasikan wangsit yang ane dapat maka ane harus melakukan perjalanan, jika Sun Go Kong melakukan perjalanan ke Barat, maka ane disuruh ke arah timur namun agak selatan dikit, yup Bandung tepatnya. Konon disitulah suhu Adie WrAin bersemayam di padepokan ABBYS Performance. Kata wangsit yang ane dapet, Kang Adie inilah yang sanggup merealisasikan wangsit jadi kenyataan :mrgreen:. Selanjutnya, biar gambar yang bercerita…. enjoy… :mrgreen:

Sebelum perjalanan dimulai, maka Blue Scouzie terlebih dulu dibekali dengan Velg Chemco dan Muffler karya ABBYS Performance, pemasangan di Syndicate Motor punya Bro Rial 😀

Sesaat sebelum berangkat ke Bandung untuk Instalasi Shock Byson dan Headlamp FZ-S di Abbys Performance

Akhirnya sampai juga di padepokan ABBYS Performance :mrgreen:

Kepala dimutilasi, diganti sama kepala FZ-S, uhuy...

Begini tampang Blue Scouzie setelah ganti kepala dan pasang kaki depan Byson

atas instruksi wangsit, maka tangki New Scorpio Z turut dipasang

Sasis belakang pun "diperkosa" demi menanamkan buntut New Scorpio Z dan Spakbor belakang CS-1 yang sexy (~‾▿‾)~

DAN INILAH HASIL AKHIR DARI REALISASI WANGSIT DI PADEPOKAN ABBYS PERFORMANCE!! UHUY!!!

Setelah melihat hasil akhir dari realisasi wangsit itu ane terharu rasanya, ternyata tak perlu beli motor baru buat punya motor keren, asal ada wangsit dan rezeki lebih baik optimalisasi motor yg sekarang kan? Gak usah beli motor baru, duit yang habis pun jauh lebih sedikit ketimbang beli motor baru ♉( ̄▿ ̄)♉ . Atas instruksi wangsit pula maka motor ini dinamakan Yamaha FZ-226, FZ karena tampilan depan yang persis FZ-S dan 226 karena aslinya ini adalah Yamaha Scorpio butut yang udah oversize 50 jadi 226cc ♉( ̄▿ ̄)♉.

Sementara, baru ini saja yang bisa saya sampaikan, detail wangsit modifikasi akan dilanjutkan di artikel berikutnya, so stay tuned di blog butut ini ya brow, ane mau nyari wangsit berikutnya dulu nehhh… (~‾▿‾)~

Dari Jalan Raya yang Semrawut Sampai Kisruh Konser Super Junior, Sebuah Potret Budaya Masyarakat Indonesia

Boy band lagi ngetrend, ane sih gak suka boy band, prefer Rock, Dangdut, dan Girl Band :mrgreen:

Belakangan ini banyak remaja yang heboh dengan kedatangan boy band asal Korea Selatan yang sedang digandrungi, Super Junior. Demam K-Pop yang sudah menjadi mainstream dalam ranah musik dunia membuat kedatangan  Super Junior ke Indonesia menjadi sangat dinanti oleh para penggemarnya yang kebanyakan adalah remaja wanita. Sayangnya kehadiran Super Junior membawa berita yang tidak sedap, manajemen distribusi tiket dari sang promotor rupanya tidak berlangsung dengan baik. Hal ini diperparah dengan adanya calo dan calon pembeli yang tidak tertib dalam upaya untuk membeli tiket Super Junior. Alhasil distribusi tiket pun menjadi runyam, banyak penggemar Super Junior yang tidak kebagian tiket akhirnya kecewa dan berujung kisruh di lokasi pembelian tiket, ada yang marah bahkan sampai menangis karena gagal menyaksikan sang idola mentas di Indonesia.

Lantas apa hubungannya dengan kondisi jalan raya? Well, seperti dalam tulisan ane terdahulu (klik) kondisi jalan raya berbanding lurus dengan kultur budaya kita. Budaya tidak tertib dan manajemen operasional yang kacau rupanya sudah menjalar ke segala aspek kehidupan masyarakat, baik di jalan raya sampai sebuah konser saja seringkali pihak yang berwenang masih kurang baik dalam menyediakan apa yang sudah menjadi hak masyarakat. Jika di konser Super Junior kita akan menemukan manajemen tiket yang kacau, maka di jalan raya kita akan menemukan manajemen transportasi dan infrastruktur yang amburadul. Dan jika di konser Super Junior kita akan menemukan calo dan calon pembeli tiket yang tidak tertib maka di jalan raya kita akan menemukan pengendara yang tidak tertib bahkan membahayakan pengguna jalan lainnya.

Dari konser sampai jalan raya, satu hal yang sama, tidak tertib euy (Gambar nyolong dari eyang edo :mrgreen:)

Well, apa yang ane jelaskan tentang kisruh Super Junior sebenarnya hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak budaya tidak tertib dan manajemen yang masih kacau dalam setiap sendi kehidupan masyarakat kita. Hendaknya sebagai anak bangsa yang beradab kita mau untuk belajar bersikap dan bertindak lebih baik bukan? Dalam hal ini sebagai pengguna jalan kita harus mau untuk belajar tertib dan santun di jalan, bukan hanya demi diri kita, namun juga demi menjaga kultur bangsa yang terhormat :D.

At least meskipun ini soal selera, jujur saja ane sendiri kurang suka dengan boy band, ane sukanya girl band :mrgreen:. Sekedar pesan, ngefans dengan sesuatu itu boleh, tapi jangan berlebihan, mossookkk sama boy band korea aja sampe nangis2 gitu sih, kasian orang tuamu dek, mending sekolah yang bener :mrgreen:. Sebagai penutup, karena ane sukanya girl band monggo saksikan klip video dari SNSD alias Girls Generation berikut ini, xixixixi :mrgreen:

Kalau semua sopir taksi kaya di video klip diatas, ane pensiun jadi bikers dan milih naik taksi kemana-mana :mrgreen:

Kawasaki KLR 650, Motor Penjelajah 650cc Berwajah Ninja 250

Headlampnya Mirip Ninja 250 :mrgreen:

Iseng2 surfing di internet malah nemu sebuah motor yang  buat saya cukup unik, motor itu bernama Kawasaki KLR 650. Dari namanya saja kita sudah bisa menebak bahwa motor bertipe penjelajah ini berkapasitas 650cc, namun wajahnya justru mirip sekali dengan Ninja 250, lha piye iki :mrgreen:. Jika diperhatikan, sepertinya KLR 65O jadi seperti Ninja 250 versi adventure, headlampnya itu lho, bener-bener mirip :D. Meskipun buat saya pribadi tampilan KLR650 cukup “wagu”, namun bisa jadi inspirasi bagi pemilik Ninja 250 yang hobi modifikasi ekstrem dan berniat mengubah Ninja seperempat liter jadi motor penjelajah.

Awalnya saya kira mesin yang dipakai oleh KLR 650 memiliki basis yang sama dengan Kawasaki ER6-N, namun ternyata beda. Kawasaki ER6-N memiliki kombinasi bore dan stroke 83,0 x 60,0 mm dua silinder, sementara Kawasaki KLR 650 memiliki kombinasi 100.0 x 83.0mm dengan silinder tunggal. Yang unik lagi dari Kawasaki KLR650 adalah kompresi yang cuma 9.8 : 1, walah bisa nenggak premium dong :mrgreen:. Kompresi yang rendah tersebut bukan tanpa alasan, hal tersebut dipilih karena namanya motor penjelajah kan bakal dipake mblusuk kemana-mana sampai daerah yang terpencil, dengan kompresi yang rendah maka tidak perlu khawatir ketika daerah yang kita sambangi tidak memiliki bensin beroktan tinggi yang selalu diminta motor berkompresi tinggi. Ada yang berminat dengan motor ini? 😀

Kopdarling RSA, Sharing Keselamatan Jalan Bersama YJOC

Langit sore yang cukup terik pada hari sabtu 7 April 2012 tak menyurutkan langkah sekelompok orang yang tampak memadati sebagian areal parkir timur Gelora Bung Karno, Senayan. Bertepatan dengan long weekend, sore itu kami dari RSA Indonesia berkesempatan melakukan Kopdarling (Kopi Darat Keliling) bersama YJOC (Yamaha Jupiter Owners Community) salah satu komunitas pengguna Yamaha Jupiter di lokasi kopi darat mereka. Tampak hadir pula rekan-rekan dari Yamaha Soul Indonesia, Skywave Owner Club, Black Motor Community,  GSX250 Owner Indonesia, Corsa Motor Community, Ever Bikers Community, dan Menembus Batas Riders. Dari YJOC sendiri, selain YJOC Jakarta selaku tuan rumah turut hadir pula perwakilan YJOC Cirebon, YJOC Surabaya dan YJOC Jogjakarta. Dalam Kopdarling kali ini RSA diwakili oleh Azdi, Irfan, Joan, Lucky, dan Benny.

Kopdarling dimulai pada pukul 4.30 dengan saudara Irfan selaku moderator. Setelah sambutan dari YJOC selaku tuan rumah Azdi mencoba berbagi mengenai kehidupan sosial berkendara di jalan raya. Kondisi lalulintas tak ubahnya seperti medan perang, dimana terjadi kontestasi atau persaingan untuk memperebutkan ruang di jalan raya dengan sesama pengguna jalan, dan ketika para pengguna jalan tidak memiliki perilaku yang baik maka sama halnya dengan medan perang jalan raya pun akan merenggut korban. Dalam rangka menyikapi kondisi jalan raya yang bisa menjadi sangat berbahaya, maka dibutuhkan pemahaman akan rules dan attitude dari setiap pengguna jalan, tentunya diiringi dengan skill berkendara yang baik dari para pengguna kendaraan. Dalam sesi kali ini turut dijabarkan pula sejumlah data pertumbuhan kendaraan yang berbanding lurus dengan tingkat kecelakaan, khususnya di Jakarta.

Kopdarling dilanjutkan dengan sesi sharing dimana para peserta berkesempatan berbagi pengalaman dan gagasannya terhadap isu keselamatan jalan. Salah satu isu yang muncul adalah tentang penggunaan istilah brotherhood di kalangan komunitas/klub motor maupun mobil. Seperti kita ketahui seringkali istilah brotherhood disalahartikan sebagai sikap setia kawan yang akan membela rekannya, sekalipun rekan mereka salah, misalnya kesalahan dalam berkendara. Terkait dengan hal tersebut Azdi berujar “Arti dari kata brotherhood adalah persaudaraan, ketika saudara kita berbuat salah mereka tidak harus selalu dibela, justru karena mereka adalah saudara kita maka kita sebagai saudara yang baik harus mengingatkan saudara kita tersebut untuk tidak memilih jalan yang salah dan kembali ke jalan yang benar”

Dalam sesi sharing tentang isu sirene dan strobo di kalangan pemotor sipil muncul sebuah pembelajaran yang berharga dari saudara Ihwan yang berprofesi sebagai driver ambulance. Ia menuturkan bahwa para driver ambulance saja hanya diizinkan menyalakan sirene dan strobo ketika mengangkut pasien yang kritis dan membutuhkan pertolongan dengan segera. Ketika ambulance sedang kosong maka penggunaan sirene dan strobo tidak diperkenankan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ambulance yang dalam UU. NO. 22 Tahun 2009 diperkenankan menggunakan sirene dan strobo saja memiliki prosedur yang ketat dalam penggunaannya, maka sudah sepatutnya pengendara sipil tidak menggunakan sirene dan strobo dengan bebas.

Dalam Kopdarling kali ini kami dari RSA turut menerima beragam masukan yang teramat berharga. Salah satu masukan datang dari saudara Aidil YJOC, ia menuturkan tentang SOP (Standar Operasional Prosedur) tilang oleh polisi yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat. Ia menuturkan bahwa SOP yang belum banyak dipahami oleh masyarakat seringkali dimanfaatkan oleh sebagian oknum polisi untuk melakukan tindakan penilangan yang tidak sah, Aidil berujar “Bukankah yang berhak menilang itu adalah polantas, meski sama-sama polisi tapi intel dan lainnya tidak boleh, kecuali ada razia narkoba dan sebagainya”. Dalam kopdarling kali ini muncul pula harapan agar RSA berkenan untuk melakukan mediasi terhadap laporan kecelakaan yang mebutuhkan advokasi, misalnya ketika kecelakaan disebabkan oleh kondisi infrastruktur yang buruk. Sebuah masukan yang teramat berharga bagi kami dan akan kami upayakan untuk ditindaklanjuti. Selain itu rekan-rekan dari Skywave Owner Club (SOC) turut bebagi mengenai pentingnya Fist Aid atau penanggulangan pertama bagi pengguna jalan yang terlibat kecelakaan, di SOC sendiri terdapat team fast response utk First Aid bagi pengguna jalan yang terlibat kecelakaan, sebuah hal yang patut dicontoh.

Tak terasa hari semakin larut dan kopdarling bersama YJOC kali ini pun usai. Sebuah pengalaman yang teramat berharga bagi kami, dalam kopdarling yang berlangsung informal namun sarat pengetahuan kali ini kami menerima beragam masukan berharga dalam upaya mengkampanyekan isu keselamatan jalan. Bagi kami yang berkumpul di areal parkir timur Gelora Bung Karno sore itu muncul harapan mengenai kondisi jalan yang aman dan nyaman bagi setiap pengguna jalan, sulit namun bukan berarti tidak dapat diwujudkan jika setiap pengguna jalan dan intansi terkait memiliki ikhtiar untuk mewujudkannya. (Mukhammad Azdi)

Apa Kabar Afriani? Insiden Karunia Bakti? Masih ingatkah anda?

Insiden Bus Karunia Bakti, sudah mulai dilupakan oleh masyarakat. (Gambar: detik.com)

Awal tahun 2012 ini boleh dibilang jadi momentum yang suram bagi dunia transportasi tanah air. Selain sarana dan prasarana transportasi yang masih belum mumpuni kita juga disuguhi dengan rentetan insiden lakalantas yang cukup menyita perhatian publik. Insiden-insiden tersebut antara lain adalah tewasnya istri salah satu selebritis, insiden tugu tani yang melibatkan Afriani sebagai pelaku dengan korban para pejalan kaki, sampai kecelakaan mengerikan bus Karunia Bakti di jalur Puncak yang menelan belasan korban jiwa. Ketiga insiden lakalantas tersebut (yang diiringi dengan beberapa insiden lainnya) cukup menyita perhatian publik terhadap isu keselamatan jalan, tak pelak banyak kalangan masyarakat yang bersuara lantang tentang semrawutnya aspek keselamatan jalan tanah air.

Komik Satire Karya Acheng Watanabe 😀

Kalender sudah menunjukkan bahwa kita sudah memasuki bulan April, tampaknya isu terkait Afriani dan bus Karunia Bakti sudah mulai dianggap sebagai isu yang tidak seksi. Masyarakat tampaknya sudah mulai lupa dengan isu keselamatan jalan yang sebelumnya sempat menjadi trending topic di masyarakat. Memang harus diakui beberapa waktu ini belum ada sebuah insiden lakalantas yang cukup dahsyat untuk menarik perhatian publik seperti halnya kasus Afriani dan bus Kurnia Bakti. Padahal kalau kita bicara aspek keselamatan jalan di Indonesia, hingga detik ini masih banyak korban lakalantas yang mati sia-sia di jalanan sebagai akibat dari buruknya sistem transportasi maupun karena perilaku berkendara yang jauh dari tertib. Jika kita mau membaca halaman depan banyak surat kabar di ibukota, maka berita tentang lakalantas hampir pasti selalu ada bukan? Jangan lupa bahwa di Jakarta saja data terakhir menunjukkan bahwa tiga nyawa melayang setiap harinya karena lakalantas.

Lakalantas bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja (Gambar: Edo Rusyanto)

Menyikapi fenomena lakalantas yang terjadi di Indonesia, hendaknya kita bisa bersikap aktif dalam isu keselamatan jalan. Sikap aktif tersebut sesungguhnya bisa dimulai dalam tindakan yang paling sederhana, yakni dengan mengupayakan perilaku berkendara yang aman, santun, dan tertib di jalan. Jangan sampai kita harus menunggu Afriani-afriani berikutnya hanya demi menyadarkan kita betapa jalanan dapat menjadi wilayah yang berbahaya bagi kita dan orang lain ketika perilaku berkendara yang aman tidak diterapkan dan sarana prasarana transportasi masih jauh dari mumpuni. Tentunya kita semua berharap sistem transportasi yang memadai dan situasi lalulintas yang aman dan nyaman bagi kita semua dapat terwujud, semoga…

Kalau motor sendiri masih bisa di optimalkan, kenapa harus beli motor baru?

Gundah gulana, atau lebih dikenal dengan kata galau dalam bahasa populer masa kini, itulah yang belakangan menggelayuti pikiran ane :mrgreen: . Namun tenang, ane bukan galau karena cinta seperti para abg2 labil :mrgreen: . Ane adalah tipikal orang yang cenderung melankolis terhadap motor, setelah kisah tentang Black Jagur disini (klik), disini (klik) dan disini (klik), kali ini Blue Scouzie yang bikin ane galau. Kegalauan ane kali ini dipicu karena adanya sedikit rasa jenuh terhadap Blue Scouzie alias Yamaha Scorpio Z yang jadi tunggangan sehari-hari ane. Setelah 6 tahun mengarungi jalanan bersama inilah kali pertama ane merasa jenuh dengan tampilan blue scouzie. Kegalauan bertambah manakala tanpa diminta tiba-tiba saja orang tua ane menawarkan sebuah Kawasaki Ninja 250 sebagai pengganti scorpio, beuuuhhhh asli ngecesss, siapa sih yang gak mau ditawarin Ninja 250?   :mrgreen: .

Ditawarin Ninja 250! Kapal oleng kapteeennnn!!! :mrgreen:

Tinggal berkata “iya” maka sebuah Ninja 250 bisa saja terparkir di garasi sebagai pengganti blue scouzie. Namun sampai pada suatu malam ane kebetulan ga bisa tidur dan memutuskan untuk nyantai ngerokok di teras rumah, dari posisi ane terlihat Blue Scouzie dan Black Jagur terparkir manis di garasi. Lama memandangi dua motor tunggangan ane itu tiba2 terlintas segala kenangan selama bertahun-tahun bersama Blue Scouzie, mulai dari saat pertama kali Blue Scouzie diantar oleh dealer, saat gedubrak bareng, saat-saat turing ke anyer, bandung, sukabumi, sampai memori tentang para “mahluk halus” yang pernah menjadi boncenger setia penghuni Jok belakang Blue Scouzie :mrgreen:. Tiba2 diri ini merasa begitu berdosa, sebegitu teganya saya hendak mencampakkan motor yang setia menemani saya kemana saja dikala dinginnya malam sampai teriknya siang hanya demi sebuah motor dua silinder 250cc.

Black Jagur (Vega R) dan Blue Scouzie (Scorpio Z), Terlalu banyak kenangan dengan dua motor ini 😀

Semenjak malam itu saya mulai berpikir jernih, pantaskah menukar Blue Scouzie dengan sebuah Ninja 250? Saya pun coba mengkalkulasikan setiap kemungkinan dan akhirnya saya memutuskan untuk BATAL menebus sang Ninja! Selain alasan kenangan melankolis terhadap Blue Scouzie yang mungkin bagi sebagian orang akan dianggap lebay :mrgreen:, ane juga berfikir bahwa belum saatnya bagi ane untuk memiliki Ninja. Beberapa alasan yang mendasari hal tersebut antara lain karena konsumsi BBM dan biaya perawatan Ninja boros jika dibandingkan Scorpio. Ane kemudian teringat salah satu nasihat Bung Bodats bahwa “Seseorang belum pantes naik Ninja 250 kalo dia masih ngerasa berat dengan bensin dan perawatan yang mahal, itu konsekuensi logis punya Ninja”, wah kata2 yg jadi pencerahan nih buat ane. Sebenarnya bisa saja sih tetep beli Ninja namun ane mungkin harus meminta uang ke orang tua, padahal dengan Blue Scouzie ane bisa mengurus hampir semuanya dengan uang penghasilan sendiri, maklum ane masih mahasiswa dan guru tidak tetap, berat kalo harus ngurus Ninja dari duit sendiri :mrgreen:. Kedua adalah rasa malu, malu jika masih dibelikan motor oleh orang tua! Meskipun orang tua ikhlas memberikan Ninja, namun ane berharap jika suatu saat nanti ane beli motor lagi maka ane harus beli dari uang sendiri :D. Lagian beli motor baru sekarang bikin penuh jalan saza, Jakarta sudah macet juragan :mrgreen:.

Kemudian ane teringat dengan ucapan bro Igfar sang punggawa motorbiru “Gak usah beli motor baru, motor lu aja dioptimalkan”. Yup bener, sebuah masukan yang berharga dari Bro Igfar. Alih2 menghabiskan 50juta uang orang tua buat nebus Ninja, mending mengoptimalisasikan Blue Scouzie biar jadi lebih keren! Alhamdulillah belakangan salah satu proyek yang ane handle sukses dan ane ketiban rezeki, maka ane putuskan untuk memodif Blue Scouzie!!! Segala konsep sudah dipikirkan baik2, bagaimana kira2 hasil modif Blue Scouzie kelak? Time will tell laagh! (khas juragan Triatmono :mrgreen:). So, sambil menunggu Blue Scouzie kelar dimodif nikmatin saja dulu gambar Yamaha FZ-8 idaman ane ini, kali aja suatu saat dapat rezeki buat nebus ini motor, Insya Allah, Wallahualam 😀

Yamaha FZ-8 Keren ya :mrgreen:

bennythegreat.wordpress.com

the past that build the present and design the future

KheziaMetta

Framing Life, Capturing Souls

Aripitstop.com

otomotif news

Maskurblog

Kembali Ke Mode Gratis

BAPAKE VALKYLA'S BLOG

Sekedar Coretan di Kala Senggang

Triyanto Banyumasan Blog's

Belajar dan Terapkan

@ndaholmes's Blog

A topnotch WordPress.com site

DWI OKTA NUGROHO

Lebih Baik Beruntung daripada Pintar

Yayuk Sentul's Blog

A Project of Yayuk Sentul's Diarrheea... (Diary maksudnya)

Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Edo Rusyanto's Traffic

Edo Rusyanto's Traffic

Joe Trizilo

Personal Blog

learningfromlives.wordpress.com

Gubuk kecil untuk belajar dan berbagi pemikiran.

Cafebiker

Tempat nongkrongnya para biker...dan kafeinisme...