Arsip Blog

Parade Panjang Bus Karyawan, Jalanan Macet Tak Terhindarkan

Denah Jalan Moh. Toha

Berhubung ibunda tercinta sedang sakit dan tidak sempat memasak maka hari rabu kemarin ane meluncur dari rumah di Neglasari menuju tukang sate langganan di Jalan Moh. Toha, Tangerang. Jarak dari rumah ke tempat sate langganan memang cukup jauh, tapi berhubung sudah cocok di lidah ya tetap saja diburu :mrgreen:. Namun kali ini ane ga bakal bahas soal sate sodarah-sodarah, ane ingin berbagi tentang apa yang ane alami di jalanan menuju lokasi si abang sate berada. Jalan Moh. Toha tempat si abang sate jualan memiliki panjang sekitar 2,7 km (via gugel maps) dengan dua jalur yang masing-masing hanya satu lajur. Di sepanjang jalan Moh. Toha ini berdiri banyak sekali pabrik, dan yang paling besar dan terkenal disitu adalah PT. Panarub. Sialnya hari itu ane memilih waktu yang salah untuk melintas di Jalan Moh. Toha, yakni pukul empat sore bersamaan dengan waktu bubar karyawan, dan akhirnya perjalanan menuju tukang sate pun jadi cukup runyam.

Read the rest of this entry

Yang terlupa dari Hingar-Bingar Yamaha Mio J, Suzuki Nex, dan kawan2

Mio J yang (katanya) irit :mrgreen:

Well… jagat blogosphere roda dua tanah air sedang ramai dengan gonjang-ganjing matic2 terbaru yang menyerbu jalanan. Mulai dari Suzuki Nex, Yamaha Mio J dan Mio Fino, sampai gossip seputar Vario 125 dan Yamaha Mio Soul baru yang (katanya) sama2 injeksi. Kalau kita mau coba flashback, awal mula kemunculan matic di Indonesia adalah sebagai solusi menghadapi ruwetnya traffic di kota2 besar. Dengan matic kita tak perlu repot2 pindah gigi dan tekan kopling, tinggal bejek gas dan motor pun meluncur. Motor matic pun akhirnya di klaim sebagai motor ideal di perkotaan, sampai akhirnya matic juga menjadi bagian dari gaya hidup. Boleh dibilang anak2 abegeh jaman sekarang cukup akrab dengan yang namanya motor matic, dan matic pun seolah jadi simbol dari kata gaul bagi anak muda, mungkin karena gada yang ngajarin mereka kopling kali yak :mrgreen: . Namun satu hal yang menjadi kelemahan motor matic adalah konsumsi bensin yang teramat boros, bayangkan saza konsumsi bensin sebuah yamaha Mio Sporty 115cc bisa lebih rakus ketimbang motor ane Scorpio Z 225cc.

Nex yang (katanya) irit :mrgreen:

Posisi matic akan semakin terjepit jika harga bensin bakal merangkak naik. Nahhhhh disinilah cerdasnya orang Jepang, sadar bahwa tahun ini ada kemungkinan BBM naik maka tiga samurai yakni Suziku, Yamahmud, dan Ndaho ramai2 menggelontorkan matic2 irit. Maka jangan heran kalo strategi marketing motor matic saat ini lebih menonjolkan aspek irit ketimbang fungsi, fitur, maupun performa. Hal ini dibuktikan dari klaim irit Suzuki Nex dan Yamaha Mio J. Tak ketinggalan Honda yang bersiap2 meluncurkan Vario 125 pun menyiapkan Injeksi pgm-fi sebagai senjata untuk menekan konsumsi bensin si Vario. Dari sini sudah jelas betapa pabrikan gak sudi keuntungan dari penjualan matic akan berkurang jika nantinya kenaikan BBM benar2 terjadi.

Nahhh, ketika penjualan matic (dan motor tipe lain) moncer, atpm kebanjiran duit, dan anak2 muda pamer2 matic barunya sementara sarana dan prasarana jalan belum memadai apa yang akan terjadi? Mudah saja, jalan makin macet, kecelakaan makin meningkat, tingkat stress di jalan pun akan semakin tinggi. Matic yang awalnya diciptakan agar bisa nyaman menembus traffic yang padat pun bisa jadi gak akan nyaman2 banget di jalan, kasian :mrgreen: . Yoweslah daripada sibuk2 nebar foto spy shoot mending nikmatin aja gambar2 dibawah ini :mrgreen:.

:mrgreen:

:mrgreen:

:mrgreen:

Sumber gambar : google :mrgreen:

Rules-Skill-Attitude Sebagai Upaya Adaptasi Terhadap Situasi Berkendara yang Berbahaya

Situasi berlalulintas di Indonesia dapat diibaratkan seperti sebuah “medan perang. Hal ini dikarenakan kondisi berlalulintas di negara kita sudah merenggut begitu banyak korban sebagai akibat dari buruknya sistem transportasi yang disertai dengan ketidakmampuan pengguna jalan dalam beradaptasi dengan situasi tersebut. Jalan raya yang menjadi tempat dimana kita berkendara juga menjadi arena persaingan atau kontestasi dengan sesama pengguna jalan yang lain. Persaingan tersebut meliputi perebutan space atau ruang di jalan raya yang kian hari semakin terasa sempit, terkait dengan hal ini maka diperlukan proses adaptasi terhadap situasi berlalulintas yang kita lalui. Sebagai bagian tak terpisahkan dari proses adaptasi tersebut maka pemahaman dan pelaksanaan dari Rules, Skill, dan Attitude menjadi penting sebagai “senjata” bagi setiap pengguna kendaraan dalam bertahan di medan perang yang kita arungi.

Are you ready for war? :mrgreen:

Kenyataan yang kita hadapi di negeri ini seringkali memaksa kita untuk mengarungi “medan perang” dengan kendaraan pribadi kita. Selain memiliki potensi bahaya yang besar, menggunakan kendaraan pribadi juga membuat kita harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli sebuah motor maupun mobil. Ketika kita digiring ke “medan perang” dan harus mengeluarkan sejumlah uang untuk itu, yang meraup keuntungan adalah industri otomotif dan lembaga leasing yang hampir semuanya dikuasai oleh pihak asing. Sebuah hal yang ironis di negara tercinta kita ini, saat rakyat bertumbangan di jalanan dan harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi kebutuhan bertransportasi, sekelompok orang justru mereguk untung yang begitu besar dari hal tersebut.

Situasi Berlalulintas yang Dihadapi oleh Pengguna Jalan

Persaingan dalam hal perebutan ruang di jalan raya menjadi hal yang tidak terhindarkan, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kita tidak sendiri di jalan. Ada pengguna jalan lain disekitar kita yang menggunakan jalur dan waktu yang sama dengan kepentingan dan kemampuan berkendara yang berbeda. Masih banyak di sekitar kita pengendara yang kemampuan berkendaranya sangat rendah maupun karakter berkendaranya sangat buruk dan keduanya dapat menjadi sangat berbahaya bagi kita yang berada di sekitar mereka.

Selain dengan sesama pengendara, kita juga masih harus berebut ruang di jalan dengan elemen transportasi yang lain, semisal angkutan umum dan pejalan kaki. Semakin sempitnya ruang gerak pengguna jalan masih di tambah lagi dengan buruknya kondisi jalan yang sudah tentu akan mengurangi ruang gerak kita dalam berkendara. Dengan menyadari keberadaan mereka kita bisa menyiapkan langkah adaptasi sebagai upaya menghindarkan kita dari bahaya yang dapat disebabkan oleh setiap pengguna jalan yang ada di sekitar kita.

Di luar perebutan ruang gerak di jalan raya, setiap pengguna jalan juga harus menyadari bahwa kita berada dalam sebuah situasi dan kultur transportasi yang masih jauh dari aman dan nyaman. Infrastruktur seperti jalan, rambu lalulintas, hingga ketersediaan transportasi publik yang masih jauh dari memadai. Tidak semua jalan yang kita lalui adalah jalan yang aman, kita masih sering menemukan jalan yang berlubang, licin, tanpa penerangan, dan beragam hal berbahaya lainnya. Situasi ini diperburuk dengan tidak adanya sarana tranportasi publik yang memadai, bahkan megaproyek Monorail di Jakarta pun harus berhenti di tengah jalan.

Rules-Skill-Attitude Sebagai Solusi

Lantas bagaimana kita menyikapi realitas yang kita hadapi sebagai pengguna jalan dan beradaptasi dengan lingkungan berlalulintas yang berbahaya bagi keselamatan kita? Dalam hal ini pemahaman akan aturan (Rules) berlalulintas, kemampuan (skill) berkendara yang baik, dan sikap (Attitude) dalam berkendara dapat menjadi senjata kita untuk bertahan dan selamat dari “medan perang” yang kita lalui. Keseluruhannya dirangkum dalam sebuah segitiga tak terpisahkan, Rules-Skill-Attitude.

Rules - Skill - Attitude

 

Rules atau peraturan berlalulintas tidak dibuat tanpa perhitungan yang matang, ia dibuat guna menciptakan kondisi berlalulintas yang aman dan nyaman. Tidak dilaksanakannya aturan-aturan dalam berlalulintas adalah salah satu faktor utama dari kesemrawutan dalam situasi berlalulintas yang kita lalui. Semakin banyak peraturan berlalulintas yang dilanggar maka kita semakin banyak pula berperan dalam menciptakan “medan perang” yang semakin berbahaya bagi setiap pengguna jalan. Adapun skill atau kemampuan dalam berkendara adalah tingkat penguasaan seorang pengendara dalam menggunakan kendaraanya dengan aman dan nyaman. Tanpa adanya skill yang memadai tentu seorang pengendara tidak akan mampu mengendalikan kendaraannya dengan baik dan akan menjadi satu hal yang berbahaya bagi si pengendara maupun orang lain di sekitarnya.

Yang terakhir dan yang paling penting dari upaya adaptasi pengendara dalam berlalulintas adalah sikap atau attitude. Pemahaman akan peraturan dan kemampuan berkendara yang baik akan percuma jika diiringi dengan sikap berkendara yang buruk. Dalam hal sikap atau attitude ini, kita harus berupaya untuk memiliki sikap berkendara yang tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Dalam kajian psikologi sosial kita akan menemukan empat fungsi sikap :

  1. Fungsi penyesuaian diri yang berarti bahwa pengembangan sikap akan membantu kita dalam mencapai tujuan. Tujuan utama kita dalam berkendara adalah selamat sampai di tujuan dan sikap berkendara yang baik akan membantu kita dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan sikap berkendara yang baik kita tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya bagi keselamatan kita, seperti menggunakan telepon genggam sambil berkendara yang dapat mencelakakan kita.
  2. Fungsi pertahanan diri yang berarti bahwa sikap dapat melindungi seseorang. Sikap berkendara yang baik akan mengarahkan kita untuk melindungi diri kita sendiri, seperti dengan menggunakan perlengkapan berkendara yang memadai. Dengan menggunakan helm, jaket, sepatu, dan perlengkapan berkendara lainnya maka kita telah meminimalisir potensi dari resiko yang akan kita tanggung dari bahaya yang ada di jalan.
  3. Fungsi ekspresi nilai yang berarti bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar seseorang. Dengan memiliki sikap berkendara yang baik maka kita akan memiliki citra diri yang baik. Sebagai contoh, dengan berkendara yang santun kita akan dinilai sebagai sosok yang santun pula, dengan memilih untuk mentaati peraturan maka kita akan dinilai sebagai orang yang cerdas dan berwawasan.
  4. Fungsi pengetahuan, fungsi ini berarti bahwa sikap akan membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap suatu hal. Sebagai seorang pengendara maka dengan memilih untuk memiliki attitude berkendara yang baik maka kita akan menyadari bahwa hal tersebut akan membantu kita dalam mencapai tujuan, yakni selamat sampai di tujuan dan berkomitmen untuk terus berkendara yang aman bagi diri sendiri dan pengguna jalan lain.

Dengan pemahaman dan penerapan Rules-Skill-Attitude maka kita telah beradaptasi dengan “medan perang” yang akan kita lalui agar terhindar dari potensi bahaya. Begitu banyak permasalahan yang mendera situasi berlalulintas di Indonesia, mulai dari minimnya etika pemilik kendaraan pribadi, penegakan hukum yang amburadul, kecelakaan yang terus meningkat, dan beragam hal lainnya yang semuanya bermuara pada sikap dan perilaku dari pihak-pihak yang terkait dengan sistem transportasi itu sendiri. Oleh karenanya kita sebagai pengguna jalan harus mampu beradaptasi dengan realitas tersebut demi keselamatan kita dan demi terciptanya situasi berlalulintas yang aman dan nyaman bagi kita semua.

bennythegreat.wordpress.com

the past that build the present and design the future

KheziaMetta

Framing Life, Capturing Souls

Aripitstop.com

otomotif news

Maskurblog

Kembali Ke Mode Gratis

BAPAKE VALKYLA'S BLOG

Sekedar Coretan di Kala Senggang

Triyanto Banyumasan Blog's

Belajar dan Terapkan

@ndaholmes's Blog

A topnotch WordPress.com site

DWI OKTA NUGROHO

Lebih Baik Beruntung daripada Pintar

Yayuk Sentul's Blog

A Project of Yayuk Sentul's Diarrheea... (Diary maksudnya)

Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Edo Rusyanto's Traffic

Edo Rusyanto's Traffic

Joe Trizilo

Personal Blog

learningfromlives.wordpress.com

Gubuk kecil untuk belajar dan berbagi pemikiran.

Cafebiker

Tempat nongkrongnya para biker...dan kafeinisme...