Monthly Archives: Februari 2012

Iritnya motor2 matic terbaru Sebenarnya Bisa Jadi Hal yang Percuma…

Ngomongin soal motor baru, selain performa dan fitur maka konsumsi bbm selalu jadi topik yang hangat untuk dibicarakan. Ya memang sangatlah manusiawi jika banyak orang yang menginginkan motor dengan konsumsi bbm yang irit. Belum lama ini muncul trend dimana motor matic yang baru dilaunching menjadikan kata “irit” sebagai jargon utamanya. Tujuan pabrikan sudah jelas adalah untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Indonesia sebagai negara dengan pendapatan perkapita yang rendah dan belum memiliki sarana transportasi publik yang memadai adalah sasaran empuk bagi distribusi penjualan motor berjargon irit. Bicara soal konsumsi bbm maka ada dua aspek penting terkait hal tersebut, pertama adalah apakah motornya memang irit dan bagaimana cara berkendara kita. Ngomongin soal motor jujur ane gak faham soal seberapa irit motor2 matic yang keluar belakangan ini. Pabrikan memang bisa saja mengklaim irit, namanya juga lagi ngiklan :mrgreen: . Test keiritan melalui media online maupun blogger yang diselenggarakan pabrikan pun patut dipertanyakan, karena biasanya motor yang dikasih pabrikan untuk sesi testride sudah di “tune” sedemikian rupa, rahasia umum lah :mrgreen: .

Kalo kayak gini jalannya sih, yaaa gitu deh :mrgreen:

Ironisnya, kondisi jalanan di banyak kota besar saat ini justru bikin konsumsi bbm motor yg irit jadi percuma. Lho kok gitu? Okelah motornya memang irit, meskipun itu masih “katanya” :mrgreen:, namun jangan lupa bahwa tingkat keiritan motor juga amat dipengaruhi oleh cara berkendara dari si empunya motor. Teknik berkendara yang irit atau lebih dikenal dengan istilah econo riding adalah teknik berkendara yang bertujuan untuk mengefisiensikan konsumsi bbm. Sebagai contoh dari econo riding adalah tidak membetot gas sejadi-jadinya, menghindari kitiran rpm yang terlalu tinggi, dsb. Sayangnya kemacetan yang semakin parah di banyak kota besar memaksa pengendara motor untuk stop and go, ngegas-ngerem-ngegas-ngerem-ngegas-ngerem-ngelamun-ngegas lagi kayanya sudah biasa dilakukan klo lagi macet :mrgreen: . Nah disinilah mesin dipaksa meraung di rpm rendah sesering mungkin hanya untuk tiap beberapa meter, disaat macet tidak bergerakpun mesin  motor tetap menyala, makanya bensinpun mengucur ke ruang bakar, boros deh. Jadi sebenernya agak percuma punya motor irit kalo kondisi jalan makin macet dan semrawut, ujung2nya tetap saja harus keluar kocek lebih buat beli bbm. Oleh karenanya sudah seharusnya transportasi publik yang memadai dan terjangkau lekas diciptakan untuk masyarakat, dengan begitu kemacetan di jalan bisa diminimalisir. Bahkan kalau perlu nantinya kita ga harus naik motor sehari-hari lagi, kalo ada transportasi umum yang nyaman dan murah kenapa harus capek2 naik motor kan? 😀

Saat orangtua kurang teredukasi, balita pun dibawa naik motor

Suatu hari saya dan seorang kawan sedang riding mengitari Kota Tangerang, kebetulan saat itu saya sedang di bonceng sehingga punya kesempatan buat melihat2 sekitar, sambil tetep konsentrasi tentunya 😀 . Dan akhirnya di daerah karawaci mata ini menangkap sebuah objek yang menarik. Sayangnya menarik disini mengandung konotasi negatif karena saya melihat pemandangan yang membuat hati miris. Dengan mata kepala sendiri saya melihat seorang bapak sedang mengendarai sebuah Yamaha Vega R dengan sebelah tangan, biasa saja? Sebenernya ini adalah hal yang luar biasa buat saya karena sebelah tangan si bapak yang satu lagi ternyata memegang seorang balita! Sebuah pemandangan yang mencengangkan, entah apa yang ada di pikiran sang bapak tersebut. Saya pun merogoh handphone di celana untuk mengabadikan momen miris tersebut.

Miris 😦

Balita pada dasarnya masih sangat riskan untuk diajak riding karena reflek dan tubuh yang masih lemah, terkena angin saat riding pun bisa masuk angin. Oleh karenanya mengendarai motor sambil membawa balita amatlah tidak disarankan, apalagi hanya dengan satu tangan seperti si bapak yang ane temui. Apalagi si bapak dalam foto tersebut tampak tidak menggunakan helm, apalagi riding gear yang lainnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa masih ada diantara kita yang belum memahami makna penting keselamatan berkendara. Saya yakin si bapak dalam foto tersebut sama seperti halnya orangtua lain yang sayang dengan anaknya, hanya saja dia tidak mengerti bahwa apa yang dia lakukan itu amatlah berbahaya. Oleh karenanya dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar hendaknya kita bisa mengingatkan kepada rekan, keluarga, maupun masyarakat disekitar kita yang masih belum memahami betapa berbahayanya motor dan jalan raya jika kita berkendara dengan tidak bijak.

Yang terlupa dari Hingar-Bingar Yamaha Mio J, Suzuki Nex, dan kawan2

Mio J yang (katanya) irit :mrgreen:

Well… jagat blogosphere roda dua tanah air sedang ramai dengan gonjang-ganjing matic2 terbaru yang menyerbu jalanan. Mulai dari Suzuki Nex, Yamaha Mio J dan Mio Fino, sampai gossip seputar Vario 125 dan Yamaha Mio Soul baru yang (katanya) sama2 injeksi. Kalau kita mau coba flashback, awal mula kemunculan matic di Indonesia adalah sebagai solusi menghadapi ruwetnya traffic di kota2 besar. Dengan matic kita tak perlu repot2 pindah gigi dan tekan kopling, tinggal bejek gas dan motor pun meluncur. Motor matic pun akhirnya di klaim sebagai motor ideal di perkotaan, sampai akhirnya matic juga menjadi bagian dari gaya hidup. Boleh dibilang anak2 abegeh jaman sekarang cukup akrab dengan yang namanya motor matic, dan matic pun seolah jadi simbol dari kata gaul bagi anak muda, mungkin karena gada yang ngajarin mereka kopling kali yak :mrgreen: . Namun satu hal yang menjadi kelemahan motor matic adalah konsumsi bensin yang teramat boros, bayangkan saza konsumsi bensin sebuah yamaha Mio Sporty 115cc bisa lebih rakus ketimbang motor ane Scorpio Z 225cc.

Nex yang (katanya) irit :mrgreen:

Posisi matic akan semakin terjepit jika harga bensin bakal merangkak naik. Nahhhhh disinilah cerdasnya orang Jepang, sadar bahwa tahun ini ada kemungkinan BBM naik maka tiga samurai yakni Suziku, Yamahmud, dan Ndaho ramai2 menggelontorkan matic2 irit. Maka jangan heran kalo strategi marketing motor matic saat ini lebih menonjolkan aspek irit ketimbang fungsi, fitur, maupun performa. Hal ini dibuktikan dari klaim irit Suzuki Nex dan Yamaha Mio J. Tak ketinggalan Honda yang bersiap2 meluncurkan Vario 125 pun menyiapkan Injeksi pgm-fi sebagai senjata untuk menekan konsumsi bensin si Vario. Dari sini sudah jelas betapa pabrikan gak sudi keuntungan dari penjualan matic akan berkurang jika nantinya kenaikan BBM benar2 terjadi.

Nahhh, ketika penjualan matic (dan motor tipe lain) moncer, atpm kebanjiran duit, dan anak2 muda pamer2 matic barunya sementara sarana dan prasarana jalan belum memadai apa yang akan terjadi? Mudah saja, jalan makin macet, kecelakaan makin meningkat, tingkat stress di jalan pun akan semakin tinggi. Matic yang awalnya diciptakan agar bisa nyaman menembus traffic yang padat pun bisa jadi gak akan nyaman2 banget di jalan, kasian :mrgreen: . Yoweslah daripada sibuk2 nebar foto spy shoot mending nikmatin aja gambar2 dibawah ini :mrgreen:.

:mrgreen:

:mrgreen:

:mrgreen:

Sumber gambar : google :mrgreen:

Nyetir Mobil sambil dikawal Voorijder itu ternyata gak nikmat

Honda Goldwing Model Begini Yang tadi Ngawal, Sayang Voorijdernya sedeng :mrgreen:

Pagi tadi salah seorang sahabat saya  dengan sukses telah melaksanakan akad nikah. Namun kali ini saya gak akan cerita soal pernikahan sahabat saya itu, bukan juga cerita soal hidangan resepsinya yang luar biasa maknyus :mrgreen:. Saya ingin berbagi pengalaman pertama saya mengendarai mobil sambil di kawal oleh polisi atau yang lebih dikenal dengan istilah voorijder. Konvoi yang dikawal oleh petugas resmi setau ane memang masih diizinkan dan dilindungi oleh undang2, lain soal kalo yang ngawal polisi jadi2an yang cuma modal sirene dan strobo :mrgreen: . lTepat pukul tujuh pagi saya beserta rombongan mempelai pria yang berjumlah sekitar belasan mobil berangkat dari Tangerang menuju Cilandak, kediaman mempelai wanita yang juga menjadi tempat akad nikah. Selama perjalanan dari Tangerang menuju Serpong tidak ada voorijder yang mengawal, saya yang mengendarai sebuah Toyota Avanza pun memacu mobil dengan kecepatan sedang mengikuti mobil rombongan yang lain . Namun begitu tiba di dekat pintu masuk tol JORR serpong mobil rombongan pun diminta menepi oleh seorang petugas polisi, dan kemudian tampaklah sebuah Honda Goldwing milik polisi yang akan bertugas sebagai Voorijder. Kesan pertama saya adalah, takjub melihat kegagahan Honda Goldwing Polisi secara langsung.

Momen yang saya tunggu2 pun datang, Voorijder mengambil posisi paling depan, belasan mobil berjejer dalam satu baris, dan dibelakang sebuah Mobil Sedan Polisi dengan sirene yang terus meraung menjadi penutup rombongan. Nahhh, disinilah cerita dimulai… Memasuki Tol JORR rombongan tampak memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, walah padahal yang namanya jalan rombongan itu paling enak ya alon-alon wae. Speedometer di Avanza saya tampak menyentuh angka 100kpj, wuihhhh gokil juga nih voorijder bawa romb0ngan belasan mobil kok 100kpj. Sontak saya pun sempat terpisah dari rombongan, karena ane gak mau sering2 memacu Avanza di kecepatan tinggi, maklum Avanza terkenal dengan gejala body roll alias limbung di kecepatan tinggi. Ternyata nyetir sambil dikawal voorijder itu belum tentu nikmat euy. Lebih g0kil lagi ane meski tertinggal namun sempat melihat bagaimana sang Voorijder mengajak rombongan berjalan zig-zag pinjah jalur dari kiri ke kanan dan kekiri lagi, cadasss masbro.

Begitu sampai di lokasi mempelai, sontak mereka yang menyetir mobil dalam rombongan tadi dengan kompak saling curhat tentang betapa gokilnya konvoi tadi. Usut punya usut ternyata sang voorijder adalah dari paspampres. Ealaahh, ya pantesan saza, biasa bawa rombongan presiden yang mobil2nya yahud dan terbiasa di kecepatan tinggi tampaknya bikin sang voorijder lupa kalo yang dikawal tadi adalah rombongan pernikahan dimana yang nyetir rata2 bapak2 dan mobilnya pun rata2 cuma MPV. Yasudahlah, daripada pusing2 mikirin sang voorijder lebih baik mendoakan dua sahabat ane, yakni sang mempelai pria dan wanita agar langgeng dan berbahagia dalam pernikahannya :). Dan selanjutnya baru deh, saatnya makan2!! :mrgreen: .

Sociusrider.wordpress.com resmi bergabung dengan Otobloggerindonesia

Otoblogger Indonesia

Sudah dua hari ini tidak ada artikel yang turun di blog sederhana ini, bukan karena lagi kehabisan ide, namun karena pulsa modem yang keburu habis :mrgreen: . Alhamdulillah hari ini sudah kebeli lagi pulsa modemnya dan alhamdulillah pula artikel pertama dalam dua hari ini ane memiliki kabar yang teramat baik buat ane. Terhitung mulai hari rabu malam ane selaku kuncen sociusrider resmi terdaftar sebagai anggota komunitas Otoblogger Indonesia atau biasa dikenal dengan sebutan OBI. Dan Jumat kemarin blog sederhana ini telah tergabung dalam agregator otobloggerindonesia.wordpress.com setelah menyogok sang admin dengan sejumlah gorengan :mrgreen: .Sebuah kebetulan yang cukup mengejutkan karena pengesahan ane sebagai member OBI pada tanggal 22 februari lalu bertepatan dengan satu tahun digagasnya OBI. Roti Bakar panglima polim tempat dimana ane disahkan sebagai member OBI juga adalah tempat dimana para senior OBIwan menggagas OBI setahun yang lalu. Semangat sebagai seorang blogger pemula pun berkobar rasanya, spirit dan visi misi OBI seolah merasuk kedalam jiwa dan raga ini 😀 .

Bersama para OBIwan di roti bakar panglima polim 😀

Banyak hal luar biasa yang ane temukan semenjak berkawan dengan para OBIwan, mulai dari sikap kritis mereka terhadap keselamatan jalan, independensi mereka dalam menulis, sampai tingkah laku mereka yang kadang begitu koplak :mrgreen: . Awal mula mengenal OBI adalah dari Eyang Edo Rusyanto dan Benny “Kontroversial” The Great Mangini, dua Blogger kawakan yang juga rekan sekaligus senior ane di Road Safety Association. Berawal dari kegemaran akan menulis dan hoby yang terkait dengan sepeda motor maka ane memberanikan diri untuk membuat blog sederhana ini. Seiring waktu berjalan ane pun begitu banyak mendapat input yang ane rasa positif dalam upaya mengembangkan blog ini semenjak ane berkenalan dengan para OBIwan.

Bergabung dengan OBI merupakan berkah sekaligus beban buat ane, berkah karena ane memiliki kesempatan untuk belajar dari para blogger OBI lain yang jauh lebih senior di jagat blogosphere ini ketimbang ane yang jelas masih hijau. Adapun beban karena ane masuk ke wilayah para blogger kawakan yang cerdas (namun kocak sekaligus :mrgreen:), mau gak mau konten dari blog sederhana ane ini akan dibandingkan dengan konten blog OBIwan lain yang bisa jadi jauh lebih berbobot. Namun beban tersebut ane jadikan sebagai pelecut agar semakin termotivasi dalam menyediakan konten blog yang berkualitas dan dapat memberikan informasi yang membangun kepada rekan-rekan yang sudi untuk mampir dan membaca blog ini 🙂 . Akhirul kalam, semoga dengan bergabungnya ane di OBI ane dapat memungut sejumput ilmu yang akan berguna bagi ane secara individu maupun bagi blog sederhana ini, Insya Allah 🙂 .

Dilematika Himbauan @NTMCLantasPolri dan Diskresi Yang Kontraproduktif

Sobat sekalian pengguna twitter mungkin sudah tidak asing lagi dengan akun @NTMCLantasPolri, @TMCPoldaMetro maupun akun sejenis yang dikelola oleh aparat kepolisian di beragam daerah. Akun-akun tersebut amat aktif memberikan informasi terkait lalulintas dan juga himbauan-himbauan yang terkait dengan keselamatan jalan. Keberadaan akun-akun tersebut jelas sangat membantu mereka yang membutuhkan informasi lalulintas, himbauan terkait keselamatan jalan pun jelas suatu hal yang teramat positif. Bahkan tak hanya di twitter, himbauan serupa juga turut diberikan oleh polisi melalui akun-akun mereka di Facebook. Namun yang patut disayangkan adalah, seringkali himbauan-himbauan yang diinformasikan tidak sinergis dengan fakta yang ada di lapangan. Sebagai contoh adalah ketika akun-akun milik kepolisian menghimbau para followers di twitter untuk berhenti di belakang garis putih saat berada di traffic light, namun fakta menunjukkan masih ada oknum aparat yang melakukan pembiaran terhadap mereka yang melewati garis putih dengan alasan diskresi.

Diskresi polisi pada dasarnya adalah wewenang yang diberikan kepada polisi untuk mengambil keputusan dalam situasi tertentu yang membutuhkan pertimbangan sendiri  dan perlu dibatasi agar tidak disalahgunakan. Sebagai contoh adalah ketika diizinkannya pengguna jalan untuk terus melewati traffic light sekalipun lampu lalulintas menyala merah dengan alasan macet yang sudah terlalu parah, tentunya pengguna jalan harus tetap mengikuti instruksi petugas. Dalam kasus tertentu diskresi memang dibutuhkan, namun penerapan diskresi yang berkelanjutan juga memiliki potensi negatif. Tanpa diiringi dengan adanya penegakan hukum maka diskresi akan menjadi satu hal yang amat kontraproduktif. Pemberian diskresi yang terlalu sering dapat membentuk kultur negatif bagi masyarakat. Contoh nyata dari hal ini dapat kita temukan dalam kehidupan berlalulintas di Jakarta, melewati garis putih sudah menjadi hal yang biasa. Sebagian masyarakat mungkin beranggapan bahwa berhenti di belakang garis putih bukanlah sebuah kewajiban, mengingat melewati garis putih pun tetap dibiarkan oleh sebagian oknum polisi.

Problematika berhenti di belakang garis putih hanyalah satu dari sekian diskresi polisi yang kurang mendidik dan terlanjur diterapkan secara berkelanjutan. Yang dikhawatirkan dari pemberian diskresi yang kebablasan adalah lunturnya wibawa hukum berlalulintas di mata masyarakat. Sekali lagi ini akan menjadi satu hal yang kontraproduktif dengan himbauan keselamatan jalan dan patuh berlalulintas yang lantang disuarakan oleh @NTMCLantasPolri dan akun-akun polisi lainnya. Oleh karenanya alangkah arif dan bijaksana jika himbauan keselamatan jalan dan patuh berlalulintas yang disuarakan turut diiringi dengan penegakan hukum berlalulintas yang tegas oleh aparat polisi di lapangan. Kami percaya selama ada kemauan dan sinergi dari seluruh aparatur lalulintas dan transportasi yang terkait maka bukan tidak mungkin situasi berlalulintas yang aman dan nyaman dapat tercipta di negeri tercinta kita ini. (Mukhammad Azdi)

Rakyat bergelimpangan di Jalan, Presiden Pengen beli Boeing Baru

Boeing Business Jet 2, calon pesawat kepresidenan

Seiring dengan semakin tingginya lakalantas dan buruknya sarana dan prasarana transportasi di Indonesia muncul kabar bahwa pemerintah segera menebus Boeing Business Jet 2 Green Aircraft baru sebagai pesawat kepresidenan. Ane menemukan analisis yang menarik dalam sebuah postingan di Yahoo. Dari postingan tersebut dijelaskan bahwa muncul argumen bahwa pembelian pesawat kepresidenan adalah dengan alasan penghematan dan kebanggaan bangsa. Terkait dengan alasan penghematan, dalam keterangan resmi yang dimuat di situs setkab.go.id, hitung-hitungan yang muncul adalah, pesawat kepresidenan menelan biaya sebesarl $ 138,166 juta. Sementara biaya sewa pesawat Garuda selama 5 tahun untuk periode 2011-2015 sebesar $ 89,57 juta sehingga ada selisih sekitar $ 48,64 juta. Kalau kita lihat dari angka itu memang terlihat pembelian pesawat akan lebih hemat, namun jangan lupa bahwa membeli pesawat baru berarti harus siap dengan biaya operasional plus biaya perawatan. Meskipun ane gak faham soal pesawat, tapi menurut rekan ane yang ngerti menyatakan bahwa biaya operasional dan perawatan pesawat sekelas Boeing 737 jelas sangat besar.  Padahal seberapa sering sih presiden plesiran ke luar negeri? Sekalipun pesawat tidak dipakai, cost perawatan berbasis kalender tetap jalan terus. Nah disini transparansi pemerintah harus dituntut, jangan2 setelah dihitung dengan biaya operasional dan perawatan yang ada malah tekor. Dan lagi menyewa pesawat Garuda seharusnya bukan hal yang merugikan, bukankah Garuda itu BUMN? dengan begitu biaya sewa yang dikeluarkan pun akan kembali sebagai kas negara. Dan pemerintah tidak perlu repot2 mengurusi perawatan dan operasional pesawat kepresidenan. Dari hal ini terlihat bahwa alasan penghematan bisa saja menjadi hal yang mengada-ngada.

Pesawat Garuda, lebih hemat beb

Alasan yang kedua adalah terkait kebanggan negara, muncul asumsi bahwa dengan memiliki pesawat kepresidenan maka Indonesia akan memiliki kebanggaan baru dan dapat dihargai di mata negara lain. Ini jelas ngawur! Kebanggaan negara adalah ketika rakyat sudah terjamin kesejahteraannya. Adalah sebuah ironi ketika masyarakat bergelimpangan di jalan akibat sarana dan prasaran transportasi yang amburadul lantas presiden dengan nyamannya membanggakan Boeing 737 nya. Bicara soal kebanggaan negara, jika memang ingin memiliki pesawat kepresidenan mengapa tidak dirakit sendiri? Bukankah dulu kita punya PT Dirgantara Indonesia? Bukankah kita punya maestro pesawat bernama BJ Habibie? Kalau kita bikin pesawat sendiri barulah kita bisa bangga!

Berikut adalah spesifikasi Boeng Business Jet 2 Green Aircraft yang ane dapat :

Tipe: 737-800 Boeing Business Jet 2

Harga
: $ 91,209 juta (sekitar Rp 814 miliar)

Status: Sudah selesai pada tahap green aircraft, diserahterimakan ke pemerintah Indonesia di Seattle, Amerika Serikat.

Perjanjian pembelian: 27 Desember 2012

Selesai: Agustus 2013

Pembayaran: Tiga tahap,
2010=$ 11,7 juta
2011=$ 10,28 juta
Januari 2012=$ 36,6 juta

Fasilitas tambahan:
Enam tangki, agar pesawat dapat terbang non-stop 10-12 jam
Interior kabin $ 27 juta
Sistem keamanan $ 4,5 juta

Alasan pemilihan Boeing:
– Segi operasional dan perawatan pilot di dalam negeri termasuk pilot TNI-AU lebih siap dan familiar
– Pesawat Boeing juga banyak digunakan untuk penerbangan VVIP negara-negara di dunia

Kriteria dan spesifikasi pesawat kepresidenan
– Pesawat yang mampu terbang jauh 10-12 jam
– Pesawat yang mampu mendarat di bandara kecil
– Memiliki kapasitas sesuai untuk rombongan presiden (lebih kurang 70 orang)
– Harus memiliki peralatan navigasi, komunikasi, cabin insulation, dan inflight entertainment khusus

Jadwal Car Free Day 2012 di Jakarta Sudah Dirilis

Car free day adalah salah satu upaya untuk “menghilangkan” sejenak kendaraan di beberapa ruas jalanan. Tujuannya antara lain adalah untuk menekan tingkat polusi dan memberikan ruang publik bagi masyarakat dengan membuka jalan untuk beragam aktfitas warga. Bicara soal polusi selain car free day tentunya transportasi publik yang memadai juga perlu untuk digalakkan, dengan adanya transportasi publik yang memadai maka akan ada banyak pengendara mobil dan motor yang terserap ke angkutan umum. Dengan begitu maka jalanan bisa jadi lebih lengang, dan polusi pun berkurang. Berikut adalah jadwal car free day di Jakarta untuk tahun 2012 sebagaimana dilansir oleh TMC Polda Metro:

(Review) Jacket SHIFT, cocok buat Turing

Gambar nyolong dari luckyrider :mrgreen:

Naik motor, apalagi turing jelas tidak bisa dipisahkan dari yang namanya Jaket. Saat ini di pasaran beredar beragam jenis jaket untuk bikers, mulai dari yang abal-abal sampai yang branded. Nah, kali ini ane bakal coba sharing pengalaman soal salah satu jaket andalan ane buat turing, yakni Jaket Shift! Kalau dilihat dari harganya yang sekitar 200ribuan, bisa dibilang jaket ini masuk dalam kategori jaket bikers entry level. Jadi ya jangan dibandingin sama jaket dengan kelas di atasnya, seperti Contin Kamerad apalagi RS Taichi :mrgreen: . Yang jelas harga segitu cukup bersahabat buat ane 😀 . Sekalipun bisa dibilang sebagai jaket entry level, namun kualitas jaket ini sudah lebih dari cukup menurut ane. Bahannya adalah cordura yang di klaim 85 persen anti air, ini sudah dibuktikan ketika ane pakai jaket ini untuk menembus hujan kecil, baju dibalik jaket tetap kering. Tapi kalau hujannya gede ya tetep rembes2 juga :mrgreen: . Soal fitur safety jaket ini sudah dilengkapi dengan protector di siku, bahu, dan punggung, meski bukan protector yang keras tapi ya cukup lah.

Ane dan Jaket shift waktu riding ke puncak, ga kedinginan tuh 😀

Jaket Shift ini cukup nyaman saat dipakai jarak jauh, pernah suatu saat ane turing ke bandung malam hari dan jaket ini cukup ampuh mengusir hawa dingin meski ane tidak memakai vest saat itu. Dengan kata lain jaket ini lumayan bisa meminimalisir potensi masuk angin masbro 😀 . Sayangnya bahan jaket yang cukup tebal bikin kita lumayan kegerahan jika dipakai sehari-hari. Ya, namanya riding di Jakarta, ga pake baju aja kepanasan apalagi pake Jaket tebal :mrgreen: . Dengan kata lain ane melihat bahwa jaket ini lebih cocok dipake untuk turing ketimbang buat menembus kemacetan Jakarta sehari-hari.

Ane dan Jaket shift, tampak belakang 😀

Ngomongin soal penampilan, ane rasa desain jaket ini cukup keren saat dipakai. Jaket ini lumayan bikin pemakainya terlihat lebih “bikers” :mrgreen: . So ane merekomendasikan pemakaian jaket Shift bagi mereka yang butuh jaket turing dengan harga yang ga mahal2 amat. Kalo mau dipake sehari-hari pun silahkan saja, meskipun panas tapi kan lumayan safety lah, daripada pake jaket gratisan dari dealer :mrgreen: . Oiya, meski ini soal selera tapi ane merekomendasikan Jaket Shift berwarna hitam kombinasi abu-abu seperti yang ane pakai. Karena setelah beberapa kali ketemu dengan pengguna jaket shift lain di jalan, warna selain hitam-abu2 biasanya mudah pudar dan jadi keliatan jelek kalo dipake, terutama warna hitam-merah dan hitam-biru. Bagi yang berminat meminang jaket ini bisa meluncur ke lapaknya luckyrider di sini. Kebetulan dulu ane beli nih jaket di Luckyrider, ati2 mampir ke lapaknya luckyrider, banyak racun disana :mrgreen: .

bennythegreat.wordpress.com

the past that build the present and design the future

KheziaMetta

Framing Life, Capturing Souls

Aripitstop.com

otomotif news

Maskurblog

Kembali Ke Mode Gratis

BAPAKE VALKYLA'S BLOG

Sekedar Coretan di Kala Senggang

Triyanto Banyumasan Blog's

Belajar dan Terapkan

@ndaholmes's Blog

A topnotch WordPress.com site

DWI OKTA NUGROHO

Lebih Baik Beruntung daripada Pintar

Yayuk Sentul's Blog

A Project of Yayuk Sentul's Diarrheea... (Diary maksudnya)

Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Edo Rusyanto's Traffic

Edo Rusyanto's Traffic

Joe Trizilo

Personal Blog

learningfromlives.wordpress.com

Gubuk kecil untuk belajar dan berbagi pemikiran.

Cafebiker

Tempat nongkrongnya para biker...dan kafeinisme...