Arsip Blog

“Ngandangin Motor” Ternyata Juga Bisa Jadi Investasi

Motor tuwir tapi baru, bisa jadi alternatif berinvestasi. Sumber Foto: Ikhsanalie (kaskus)

Motor tuwir tapi  odometer masih nihil kaya baru, bisa jadi alternatif berinvestasi. Sumber Foto: Ikhsanalie (kaskus)

SociusRider – Banyak cara yang dilakukan orang dalam berinvestasi, mulai dari beli tanah sampai mengkoleksi emas, namun ternyata motor juga bisa dijadikan sebagai aset untuk investasi. Salah satu strategi yang bisa dilakukan dalam menjadikan sepeda motor sebagai aset investasi adalah dengan “mengandangkannya”. Read the rest of this entry

Sepeda Motor Itu Candu

Pemotor atau sering disebut juga dengan Bikers di Indonesia memang luar biasa, seabreg fenomena terjadi dalam lika-liku kehidupan khas pemotor di Indonesia. Di negeri ini jutaan orang bergantung kepada sepeda motor sebagai moda transportasi utama dalam aktivitas kesehariannya. Sepeda motor tentunya juga berperan besar dalam melancarkan arus mobilisasi ekonomi warga, ditunjang oleh harga yang terjangkau (dengan adanya skema kredit) dan fleksibilitasnya yang tinggi. Namun dibalik itu semua tersimpang kengerian yang semakin mencekam dari hari ke hari. Sepeda motor yang teramat besar manfaatnya tersebut nyatanya adalah salah satu aktor dominan dari 80-an nyawa yang terenggut setiap harinya di jalan raya (data Korlantas Polri 2011). Read the rest of this entry

Menikmati Sepeda Motor, Sampai Kapan?

Bagi sebagian besar orang di Indonesia motor terkadang menjadi bagian tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidupnya. Yup, ditengah kebobrokan transportasi publik dan karut marutnya situasi berlalulintas yang melanda republik ini maka sepeda motor menjadi tumpuan sebagian besar masyarakat dalam melaksanakan mobilitasnya. Lantas bagaimana sepeda motor menurut saya? Jujur saja, sebagai pencinta sepeda motor saya merasa beruntung karena bagi saya sepeda motor bukanlah sarana mobilitas atau alat transportasi yang utama. Kenapa? Karena saya beruntung memiliki aktivitas sehari-hari yang tidak jauh dari tempat tinggal, jadi ya mondar-mandir jalan kaki ae :mrgreen:.

Sepeda motor ada dimana-mana, dimana-mana ada sepeda motor :mrgreen:

Lho? Katanya cinta sama motor kok seneng sehari-hari jalan kaki? Buat saya yang penting dari berkendara sepeda motor itu bukanlah kuantitasnya, tapi kualitasnya :D. Menurut saya akan menjadi sangat menyebalkan jika sepeda motor yang saya cintai itu justru jadi sumber stress manakala saya harus memacunya setiap hari menembus belantara kemacetan Jakarta, buat saya sih gak ada nikmatnya :mrgreen:. Pernah saya coba menghitung, motor yang saya miliki saat ini rata2 dalam seminggu hanya memiliki jarak tempuh120an kilometer saja. Adapun 80an kilometer diantaranya adalah hasil dari rutinitas tiap akhir pekan, yakni pulang ke rumah orang tua di Tangerang tiap sabtu malam dan balik lagi ke tempat kost di Rawamangun pada minggu malam. Dengan kata lain dari senin sampai jumat motor dipakai gak lebih dari 40an kilometer saja, karena motor dipake cuma buat kalau ada keperluan tertentu saja (seperti kopdar bersama orang2 stress di OBI :mrgreen: ) dan itupun untungnya seringkali di malam hari. Kok beruntung di malam hari? karena saat itu traffick jakarta sudah tidak terlalu “beringas” jadi kenikmatan berkendara masih bisa saya dapatkan :D.

Motor saya ini lebih sering nangkring di parkiran Rumah Kost ketimbang mengaspal di jalanan Jakarta :mrgreen:

Well, sekarang sih saya masih bisa berucap syukur alhamdulillah karena masih memiliki kesempatan untuk menikmati berkendara sepeda motor. Namun didalam benak saya muncul kekhawatiran, jika Tuhan mengizinkan maka saya berharap masih bisa hidup lebih lama lagi, dan saya tentu tidak mengetahui akan seperti apa masa depan bukan? Siapa tahu kelak saya akan berhadapan dengan keharusan untuk melakukan aktivitas dan mobilitas yang jauh dari tempat saya tinggal. Saat itu terjadi, saya berharap bisa menggunakan  transportasi publik (yang semoga nantinya semakin memadai) sehingga saya bisa menggunakannya dan lagi-lagi tidak perlu mengendarai motor untuk beraktivitas sehari-hari. Dengan begitu maka kualitas dan kenikmatan saya saat berkendara motor tidak perlu tercederai dengan stress menghadapi karut marutnya lalulintas ibukota.

Saya tentunya berharap kelak transportasi publik di negeri ini bisa semakin aman, nyaman dan terjangkau. Dengan transportasi publik yang aman, nyaman dan terjangkau  maka tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sepeda motor dapat berkurang. Masyarakat tentu masih akan tetap memiliki sepeda motor, namun dengan keberadaan transportasi publik yang memadai maka masyarakat memiliki moda transportasi alternatif dalam melakukan mobilitas, tanpa perlu capek, tanpa perlu stress. Biarlah sepeda motor cukup menjadi sarana “rekreasi” semata. Yup, seperti di Jepang saja… mereka tetap punya motor dan mobil tapi sehari-hari tetap naik kereta atau bus. Haruskah kondisi seperti di Jepang tersebut sekedar menjadi mimpi belaka untuk Indonesia? Semoga tidak 🙂

Di Tengah Upaya Menciptakan Situasi Berlalulintas yang Aman dan Nyaman, Antara Gagasan Brilian dan Implementasi yang Amburadul

Jum’at lalu, selepas waktu Sholat Jum’at atau tepatnya pukul satu siang saya beserta Edo Rusyanto yang merupakan rekan sekaligus senior saya di RSA tiba di Kantor Kementerian Perhubungan. Hari itu di Kementerian Perhubungan digelar sebuah forum diskusi berjudul “Upaya Melindungi Pengendara Motor dari Kecelakaan di Jalan”. Turut hadir sebagai pembicara adalah Ir. Hotma Simanjuntak selaku Direktur Keselamatan Transportasi Darat, AKBP Katon Pinem dari Kepolisian, serta Gunadi dari AISI. Dalam forum diskusi tersebut dipaparkan beragam analisa dan gagasan terkait situasi berlalulintas yang dihadapi oleh pengendara sepeda motor di Indonesia beserta upaya dalam menekan angka kecelakaan yang melibatkan pengguna sepeda motor.

Suasana Forum

Berbicara mengenai sepeda motor di Indonesia kita akan digiring kepada dua tesis yang saling bertolakbelakang. Di satu sisi sepeda motor berperan besar sebagai sarana mobilitas ekonomi masyarakat, ditengah karut marutnya sistem transportasi Indonesia maka sepeda motor menjadi alternatif bagi masyarakat  akan kebutuhan moda transportasi yang murah. Namun di sisi lain kita juga akan berhadapan dengan kenyataan pahit terkait melayangnya puluhan ribu nyawa pengendara sepeda motor tiap tahunnya, berdasarkan data Kepolisian tercatat 31.185 nyawa melayang sia-sia di jalan raya dan 72% diantaranya adalah pengendara sepeda motor.

Dalam upaya mereduksi angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor, Ir. Hotma berujar bahwa gagasan untuk melakukan pembatasan penggunaan sepeda motor masih sulit untuk dilakukan. Hal ini tidak lepas dari pemerintah yang masih gagal dalam menyediakan transportasi publik yang memadai sebagai alternatif dari penggunaan kendaraan pribadi. Adapun pembatasan produksi sebenarnya mungkin saja dilakukan, namun kita akan berhadapan dengan kenyataan bahwa pasar tenaga kerja di Indonesia masih memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap industri otomotif yang sebagian besar dikuasai oleh pihak asing. Upaya yang mungkin dan sepatutnya segera diimplementasikan adalah peningkatan pelayanan angkutan umun, penegakan hukum, dan peningkatan aspek teknis keselamatan dari sepeda motor itu sendiri

Berbicara mengenai konsep keselamatan jalan dan transportasi publik rasanya bangsa ini sudah kenyang dengan sekian banyak konsep dan gagasan brilian yang di tawarkan. Sayangnya hampir semuanya seolah impoten, gagasan yang berakhir hanya sebagai gagasan pula, tanpa implementasi yang nyata. Ketika sesi tanya jawab dibuka dan saya bertanya terkait apa saja implementasi yang akan segera dilaksanakan dalam upaya menekan angka kecelakaan pesepeda motor, jawaban yang muncul dari para pembicara cenderung homogen. Apa yang dipaparkan tidak jauh dari sulitnya koordinasi antar stakeholder dan political will yang lemah. Padahal dalam RUNKJ atau Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan terdapat spirit koordinasi antar stakeholder, namun tampaknya setiap pihak yang terkait dalam ranah transportasi dan berlalulintas di negeri ini masih gemar saling lempar tanggung jawab.

Tanpa adanya leadership, political will yang mumpuni, dan koordinasi yang baik antara tiap stakeholder, maka tidak heran jika setiap gagasan brilian yang muncul sulit untuk diimplementasikan secara efektif. Rakyat tidak butuh seminar, tidak mengerti forum, dan lelah dengan diskusi yang sebatas retorika semu, yang rakyat butuhkan adalah tindakany nyata. Disaat setiap harinya sekian banyak pengguna jalan mempertaruhkan nyawa, tindakan nyata yang diharapkan dapat menciptakan kondisi berlalulintas dan berkendara yang aman dan nyaman tak kunjung terwujud. Ironis namun empiris, sampai kapan?

Mukhammad Azdi

Belajar dari kecelakaan Valia Rahma

Almarhum Valia Rahma

Almarhum Valia Rahma

Jagat infotainment sedang ramai terkait  kematian seorang artis muda berbakat, Valia Rahma. Valia dinyatakan meninggal setelah berada dalam status koma selama sembilan hari di sebuah rumah sakit di Bali. Penyebab kematian Valia adalah kecelakaan sepeda motor ketika ia sedang break shooting di Bali. “Dia sedang menemani saudara dari Jakarta. Dia dibonceng sama saudaranya. Tiba-tiba kecelakaan antar motor, kondisinya dia ditabrak,” ujar sahabat dekat Valia, Faradilla saat dihubungi wartawan, Jumat (13/1) sore sebagaimana dilansir oleh kapanlagi.com.

Kisah duka yang menaungi keluarga dari Valia Rahma saat ini adalah satu dari sekian banyak kecelakaan yang telah merenggut nyawa pengguna jalan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Polda Metro Jaya disebutkan bahwa angka kematian di Jalan Raya sudah mencapai tiga orang perhari untuk wilayah Jakarta saja. Bahkan pada tahun 2010 angka kematian di jalan mencapai angka yang fantastis, yakni 31.234 jiwa mati sia-sia di jalan sesuai dengan rilis data dari Korlantas Mabes Polri.

Kematian memang suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Namun manusia juga diberikan kesempatan untuk belajar dari lingkungannya demi meminimalisir potensi bahaya yang dapat mengancam. Perlu diingat bahwa ketika seseorang terlibat kecelakaan, maka orang-orang disekitarnya akan merasakan dampak di beragam aspek, secara ekonomi, maupun psikologis. Bayangkan betapa beratnya bebab sebuah keluarga jika tulang punggung keluarga terlibat kecelakaan. Kali ini kita baru saja kehilangan salah satu artis muda berbakat karena kecelakaan, tentunya jangan sampai kita atau keluarga kita turut menjadi korban kecelakaan jalan. Oleh karenanya diperlukan kesadaran dari kita bersama untuk berkendara dengan aman, baik untuk keselamatan diri sendiri maupun untuk keselamatan pengguna jalan lain.

Motor 250cc ke bawah itu cuma kelas pemula jadi ga perlu nyolot di Jalan

Sebelumnya santae dulu masbrow, tulisan ane ini bukan karena ane punya moge dan mau menyudutkan pengguna motor 250cc kebawah, wong mongtor butut ane aja gak nyampe 250cc, xixixi :mrgreen: .Well, tulisan ini muncul seiring dengan suasana jalanan di Jakarta dan sekitarnya yang makin lama makin ngeri. Sikap arogansi di jalan semakin hari semakin banyak dilakukan oleh oknum-oknum bikers bergaya alay. Mulai dari riding yang srantal-sruntul, pake sirine strobo, dan sebagainya. Padahal kalo kita mau sadar, para alay itu sama seperti orang indonesia pada umumnya masih pake motor dengan mesin 250cc ke bawah yang kalo di eropa dan amerika adalah motor buat kelas pemula. Motor dengan kapasitas mesin besar saja tetap dikategorikan alay kalo cara ridingnya membahayakan diri dan orang lain, apalagi yang motornya “cuma” 250cc ke bawah?? jelas gak tau diri, katrok bin norak :mrgreen: .

Secara gak sadar perilaku riding yang arogan itu memberi citra yang buruk terhadap masyarakat pengguna sepeda motor di Indonesia. Ane jamin, bule2 yang lagi pelesiran ke sini pasti cuma bisa nyengir sinis ngeliat kelakuan alay2 gak tau diri yang arogan di Jalan, masih naik motor kelas pemula tapi gayanya dah ngelebihin Valentino Rossi,xixixixi :mrgreen: . So dengan segala kerendahan hti dan tanpa bermaksud menggurui, ane sekedar mengajak para masbrow semua buat santun di jalan 🙂 . Ngapain lah hari ini bikin onar di jalanan, gak ada bikers yang alay saja hidup dah ribet jadi jangan dibikin lebih ribed lagi :mrgreen:

bennythegreat.wordpress.com

the past that build the present and design the future

KheziaMetta

Framing Life, Capturing Souls

Aripitstop.com

otomotif news

Maskurblog

Kembali Ke Mode Gratis

BAPAKE VALKYLA'S BLOG

Sekedar Coretan di Kala Senggang

Triyanto Banyumasan Blog's

Belajar dan Terapkan

@ndaholmes's Blog

A topnotch WordPress.com site

DWI OKTA NUGROHO

Lebih Baik Beruntung daripada Pintar

Yayuk Sentul's Blog

A Project of Yayuk Sentul's Diarrheea... (Diary maksudnya)

Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Edo Rusyanto's Traffic

Edo Rusyanto's Traffic

Joe Trizilo

Personal Blog

learningfromlives.wordpress.com

Gubuk kecil untuk belajar dan berbagi pemikiran.

Cafebiker

Tempat nongkrongnya para biker...dan kafeinisme...