Arsip Blog

RSA Indonesia Hadir Di Social Media Festival 2012

 

Social Media Festival adalah sebuah ajang dimana beragam komunitas media sosial berkumpul dan saling memperkenalkan diri sekaligus  berbagi wawasan. Social Media Festival menjadi semacam pesta akbar bagi komunitas media sosial, pada gelaran tahun 2011 Social Media Festival tercatat sukses mengumpulkan 70 komunitas dan lebih dari 44.000 pengunjung. Seiring dengan ikhtiar untuk mengkampanyekan keselamatan jalan dan memperkenalkan diri pada khalayak yang lebih luas maka Road Safety Association (RSA) Indonesia bekerjasama dengan AXIC turut berpartisipasi dalam Social Media Festival 2012. Keikutsertaan RSA dalam acara ini seiring dengan tema Social Media Festival 2012 itu sendiri yakni “Create and Collaborate” dimana semua pengisi acara; baik komunitas, media maupun brand dapat berkolaborasi untuk membentuk sesuatu yang bisa bermanfaat bagi mereka dan khayalak. Tentunya partisipasi RSA dalam tema tersebut berada dalam ruang lingkup keselamatan jalan. Read the rest of this entry

Kopdarling RSA, Sharing Keselamatan Jalan Bersama YJOC

Langit sore yang cukup terik pada hari sabtu 7 April 2012 tak menyurutkan langkah sekelompok orang yang tampak memadati sebagian areal parkir timur Gelora Bung Karno, Senayan. Bertepatan dengan long weekend, sore itu kami dari RSA Indonesia berkesempatan melakukan Kopdarling (Kopi Darat Keliling) bersama YJOC (Yamaha Jupiter Owners Community) salah satu komunitas pengguna Yamaha Jupiter di lokasi kopi darat mereka. Tampak hadir pula rekan-rekan dari Yamaha Soul Indonesia, Skywave Owner Club, Black Motor Community,  GSX250 Owner Indonesia, Corsa Motor Community, Ever Bikers Community, dan Menembus Batas Riders. Dari YJOC sendiri, selain YJOC Jakarta selaku tuan rumah turut hadir pula perwakilan YJOC Cirebon, YJOC Surabaya dan YJOC Jogjakarta. Dalam Kopdarling kali ini RSA diwakili oleh Azdi, Irfan, Joan, Lucky, dan Benny.

Kopdarling dimulai pada pukul 4.30 dengan saudara Irfan selaku moderator. Setelah sambutan dari YJOC selaku tuan rumah Azdi mencoba berbagi mengenai kehidupan sosial berkendara di jalan raya. Kondisi lalulintas tak ubahnya seperti medan perang, dimana terjadi kontestasi atau persaingan untuk memperebutkan ruang di jalan raya dengan sesama pengguna jalan, dan ketika para pengguna jalan tidak memiliki perilaku yang baik maka sama halnya dengan medan perang jalan raya pun akan merenggut korban. Dalam rangka menyikapi kondisi jalan raya yang bisa menjadi sangat berbahaya, maka dibutuhkan pemahaman akan rules dan attitude dari setiap pengguna jalan, tentunya diiringi dengan skill berkendara yang baik dari para pengguna kendaraan. Dalam sesi kali ini turut dijabarkan pula sejumlah data pertumbuhan kendaraan yang berbanding lurus dengan tingkat kecelakaan, khususnya di Jakarta.

Kopdarling dilanjutkan dengan sesi sharing dimana para peserta berkesempatan berbagi pengalaman dan gagasannya terhadap isu keselamatan jalan. Salah satu isu yang muncul adalah tentang penggunaan istilah brotherhood di kalangan komunitas/klub motor maupun mobil. Seperti kita ketahui seringkali istilah brotherhood disalahartikan sebagai sikap setia kawan yang akan membela rekannya, sekalipun rekan mereka salah, misalnya kesalahan dalam berkendara. Terkait dengan hal tersebut Azdi berujar “Arti dari kata brotherhood adalah persaudaraan, ketika saudara kita berbuat salah mereka tidak harus selalu dibela, justru karena mereka adalah saudara kita maka kita sebagai saudara yang baik harus mengingatkan saudara kita tersebut untuk tidak memilih jalan yang salah dan kembali ke jalan yang benar”

Dalam sesi sharing tentang isu sirene dan strobo di kalangan pemotor sipil muncul sebuah pembelajaran yang berharga dari saudara Ihwan yang berprofesi sebagai driver ambulance. Ia menuturkan bahwa para driver ambulance saja hanya diizinkan menyalakan sirene dan strobo ketika mengangkut pasien yang kritis dan membutuhkan pertolongan dengan segera. Ketika ambulance sedang kosong maka penggunaan sirene dan strobo tidak diperkenankan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ambulance yang dalam UU. NO. 22 Tahun 2009 diperkenankan menggunakan sirene dan strobo saja memiliki prosedur yang ketat dalam penggunaannya, maka sudah sepatutnya pengendara sipil tidak menggunakan sirene dan strobo dengan bebas.

Dalam Kopdarling kali ini kami dari RSA turut menerima beragam masukan yang teramat berharga. Salah satu masukan datang dari saudara Aidil YJOC, ia menuturkan tentang SOP (Standar Operasional Prosedur) tilang oleh polisi yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat. Ia menuturkan bahwa SOP yang belum banyak dipahami oleh masyarakat seringkali dimanfaatkan oleh sebagian oknum polisi untuk melakukan tindakan penilangan yang tidak sah, Aidil berujar “Bukankah yang berhak menilang itu adalah polantas, meski sama-sama polisi tapi intel dan lainnya tidak boleh, kecuali ada razia narkoba dan sebagainya”. Dalam kopdarling kali ini muncul pula harapan agar RSA berkenan untuk melakukan mediasi terhadap laporan kecelakaan yang mebutuhkan advokasi, misalnya ketika kecelakaan disebabkan oleh kondisi infrastruktur yang buruk. Sebuah masukan yang teramat berharga bagi kami dan akan kami upayakan untuk ditindaklanjuti. Selain itu rekan-rekan dari Skywave Owner Club (SOC) turut bebagi mengenai pentingnya Fist Aid atau penanggulangan pertama bagi pengguna jalan yang terlibat kecelakaan, di SOC sendiri terdapat team fast response utk First Aid bagi pengguna jalan yang terlibat kecelakaan, sebuah hal yang patut dicontoh.

Tak terasa hari semakin larut dan kopdarling bersama YJOC kali ini pun usai. Sebuah pengalaman yang teramat berharga bagi kami, dalam kopdarling yang berlangsung informal namun sarat pengetahuan kali ini kami menerima beragam masukan berharga dalam upaya mengkampanyekan isu keselamatan jalan. Bagi kami yang berkumpul di areal parkir timur Gelora Bung Karno sore itu muncul harapan mengenai kondisi jalan yang aman dan nyaman bagi setiap pengguna jalan, sulit namun bukan berarti tidak dapat diwujudkan jika setiap pengguna jalan dan intansi terkait memiliki ikhtiar untuk mewujudkannya. (Mukhammad Azdi)

Road Safety Goes to Kindergarten, Edukasi Keselamatan Jalan Untuk Usia Dini oleh RSA

RSA bersama para guru dan murid TK Al-Ikhsan

Seiring dengan semakin meningkatnya angka kecelakaan di jalan raya maka RSA sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat yang concern akan isu keselamatan jalan mencoba menanamkan makna penting keselamatan jalan terhadap anak usia dini. Sebelumnya RSA aktif dalam melakukan diskusi terkait keselamatan jalan di beragam kelompok masyarakat, mulai dari kalangan pelajar/mahasiswa, klub/komunitas sepeda motor dan mobil, sampai dengan kelompok keagamaan. Kali ini RSA dengan tema Road Safety Goes to Kindergarten menyasar anak usia dini sebagai target dalam menanamkan makna penting dari keselamatan jalan.

Edukasi atau penanaman nilai terhadap anak usia dini memiliki pengaruh yang besar dalam tumbuh kembang anak, dalam rentang usia tersebut nilai yang tertanam dalam diri anak akan menjadi landasan bagi pembentukan sudut pandang mereka dan memiliki pengaruh besar dalam menentukan perilaku mereka kelak. Oleh karenanya RSA melihat bahwa edukasi keselamatan jalan untuk usia dini menjadi satu hal yang teramat penting. Dengan adanya edukasi keselamatan jalan terhadap anak usia dini diharapkan anak sebagai generasi penerus kita nanti dapat tumbuh sebagai pribadi yang sadar akan makna penting keselamatan jalan. Rio selaku ketua RSA berujar “Anak-anak adalah generasi penerus kita nanti. Ketika penanaman keselamatan jalan di generasi kita masih mengalami resistensi, maka anak-anak harus ditanamkan makna penting keselamatan jalan sejak usia dini. Dengan begitu semoga kelak mereka dapat menjadi sosok yang peduli akan keselamatan jalan”.

Road Safety Goes to Kindergarten dilaksanakan pada Sabtu pagi 11/02/2012, di TK Al-Ikhsan, Jariwaringin, Jakarta Timur dengan jumlah peserta sebanyak 21 murid yang dibagi kedalam tiga kelompok . Pelaksanaan Road Safety Goes to Kindergarten ini turut pula dihadiri oleh para relawan RSA dan rekan-rekan media massa, baik media televisi maupun cetak. Acara yang berlangsung selama dua jam tersebut diisi dengan materi  berupa pentingnya penggunaan helm yang baik dan benar saat berkendara sepeda motor dan bagaimana cara menyeberang jalan yang aman. Dalam kegiatan penyampaian materi tersebut, ditemukan sebuah fakta menarik bahwa ternyata banyak anak yang masih belum memahami apa itu zebra cross dan bagaimana cara menggunakan helm. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi tentang aspek keselamatan jalan untuk anak memang masih cukup minim. Dalam upaya menanamkan makna penting keselamatan jalan, penyampaian materi dilakukan dengan kombinasi peragaan, tarian, dan nyanyian, dengan harapan agar transfer materi dapat berlangsung secara menyenangkan di mata anak-anak. Ketika sebuah kegiatan dilakukan secara menyenangkan maka diharapkan anak dapat merespon dengan baik materi yang berusaha disampaikan dan dapat terekam dalam memori mereka.

RSA bersama para relawan dan rekan-rekan media

Road Safety Goes to Kindergarten dimulai dengan materi terkait penggunaan helm yang baik dan benar. Materi tersebut disampaikan langsung oleh ketua RSA Rio Octaviano yang dibantu oleh saudari Imel. Dalam penyampaian materi tersebut Rio dan Imel memperagakan cara menggunakan helm yang baik dan benar dengan diiringi nyanyian dan tarian. Selanjutnya murid-murid TK Al-Ikhsan menirukan tarian dan nyanyian tersebut bersama-sama dengan menggunakan helm khusus anak yang telah disediakan oleh RSA. Suasana tawa dan riang murid-murid TK Al-Ikhsan tak elak mengiringi penyampaian materi tersebut. Berikut adalah lirik nyanyian yang digunakan oleh Rio dan Imel dalam materi penggunaan helm yang baik dan benar:

Kalau ku pakai helm sampai bunyi, KLIK
Kalau ku pakai helm sampai bunyi, KLIK
Kalau ku naik motor, selalu pakai helm
Kalau ku pakai helm sampai bunyi. KLIK

Setelah materi terkait penggunaan helm, Road Safety Goes to Kindergarten dilanjutkan dengan penyampaian materi terkait cara menyebrang jalan yang benar. Sama halnya dengan materi tentang penggunaan helm, materi kali ini juga dimulai dengan nyanyian dan gerakan. Berikut adalah lirik nyanyian yang digunakan oleh Rio dan Imel dalam materi menyeberang jalan yang aman:

Kalau ku nyebrang jalan, tengak tengok
Kalau ku nyebrang jalan, tengak tengok
Kalau ku nyebrang jalan, lihat kiri dan kanan
Kalau ku nyebrang jalan, tengak tengok

Materi menyeberang jalan ini juga didukung dengan perangkat berupa zebra cross artifisial. Begitu nyanyian usai, selanjutnya anak diajarkan untuk memperagakan cara menyeberang jalan yang aman, diantaranya adalah pentingnya untuk menengok kiri dan kanan sebelum menyebrang jalan yang sesuai dengan lirik nyanyian yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam materi ini Rio dan Imel dibantu oleh Azdi yang berperan sebagai seorang pengendara sepeda motor. Dalam memperagakan cara menyeberang jalan yang aman tersebut, sang anak diarahkan untuk menengok kiri dan kanan sebelum menyeberang dan ketika melihat Azdi yang berperan sebagai pengendara sepeda motor telah berhenti, maka anak dapat menyeberang jalan dengan aman di zebra cross artifisial yang disediakan. Sama halnya dengan materi terkait penggunaan helm, materi ini juga diiringi dengan tawa riang murid-murid TK Al-Ikhsan.

Dua jam pun berlalu dan tak terasa tiga kelompok murid dari TK Al-Ikhsan telah menerima keseluruhan materi yang di sampaikan oleh RSA. Spirit keselamatan jalan yang diusung oleh RSA berpadu dengan tawa riang gembira murid-murid TK Al-Ikhsan yang menerima materi, sebuah kombinasi yang begitu menyenangkan hati sekaligus pemicu semangat bagi kami selaku penggiat keselamatan jalan. Acara pun diakhiri dengan pemberian helm secara simbolis dari RSA untuk murid-murid dan guru di TK Al-Ikhsan.

Prosesi pemberian helm secara simbolis oleh RSA kepada pihak TK Al-Ikhsan

Selepas pemberian helm secara simbolis, tak lupa Rio menitipkan pesan kepada para guru agar dapat menyisipkan materi terkait keselamatan jalan dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari di TK Al-Ikhsan. Terkait dengan hal ini Rio berujar “Keselamatan jalan ini penting untuk diajarkan kepada anak secara simultan, dalam hal ini guru sebagai pengajar yang berinteraksi hampir setiap hari dengan murid dapat berperan aktif dalam menanamkan virus keselamatan jalan terhadap anak”. Para guru kemudian mengucapkan terimakasih atas kedatangan RSA dan menyatakan sejalan dengan apa yang diujarkan oleh Rio. Tak terasa matahari semakin meninggi, maka usai pula keseluruhan kegiatan Road Safety Goes to Kindergarten di TK Al-Ikhsan. Kami pun beranjak dari TK Al-Ikhsan dengan harapan bahwa materi sederhana yang telah kami sampaikan dapat terekam dalam ingatan para murid dan dapat menjadi bekal agar kelak mereka dapat menjadi pribadi yang concern akan pentingnya keselamatan jalan, semoga. (Mukhammad Azdi)

Siaran Pers RSA : Hilangnya Rasa Aman dan Keselamatan di Jalan

Jakarta – Kecelakaan tragis yang merenggut 9 korban jiwa di Jalan M. Ridwan Rais, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu telah menyadarkan kita bersama bahwa saat ini sangat sulit untuk mendapatkan rasa aman dan keselamatan di jalan. Berdasarkan data Polda Metro Jaya jumlah kecelakaan selama 2010 mencapai 8.059 kasus dengan jumlah korban tewas sebanyak 1.032 orang, luka berat (3.429 orang), luka ringan (5.679 orang). Sedangkan data menjelang akhir tahun 2011 menyebutkan, dari 8.468 korban kecelakaan di Jakarta dan sekitarnya, sebanyak 11,04% meninggal dunia. Lalu, sebanyak 2.241 orang luka berat dan sebanyak 5.292 orang luka ringan (62,49%). Deretan angka diatas tentu tidak boleh dianggap sepi, karena menyangkut hilangnya nyawa manusia di jalan.

Selain itu kondisi ruas jalan protokol yang rusak parah telah menambah derita para pengguna jalan, menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya sedikitnya terdapat 1000 titik ruas jalan berlubang dan rusak parah di Jakarta dan sekitarnya. Dampak dari buruknya infrastruktur jalan ini, selain berpotensi menambah jatuhnya korban jiwa, juga dapat menimbulkan kemacetan diberbagai ruas jalan.

Sebagai organisasi yang peduli akan keselamatan jalan, Road Safety Association (RSA) Indonesia merasa prihatin atas buruknya infrastruktur jalan di negeri ini, selain itu kami juga sampaikan rasa belasungkawa yang dalam atas banyaknya korban dan nyawa yang melayang dalam setiap kecelakaan lalu lintas di jalan. Adapun sikap kami sebagai bentuk tanggung jawab moral dan wujud kepedulian, adalah sebagai berikut :

  1. Mendesak Pemerintah Pusat untuk segera memperbaiki ruas jalan protokol ibukota yang rusak parah di berbagai lokasi.
  2. Mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk segera memperbaiki jalan provinsi yang berlobang dan tergenang air.
  3. Mendesak Kepolisian RI memperketat proses kepemilikan kendaraan dan proses penerbitan izin mengemudi.
  4. Mendesak Produsen Otomotif untuk menambah fasilitas keselamatan pada setiap kendaraan yang diproduksi.
  5. Mengajak seluruh pengguna jalan untuk lebih mematuhi peraturan lalu lintas dan membangun budaya berbagi ruas jalan.

Demikian Siaran Pers ini dibuat.

Tertanda
Ketua Umum Road Safety Association (RSA) Indonesia

Rio Octaviano

Rules-Skill-Attitude Sebagai Upaya Adaptasi Terhadap Situasi Berkendara yang Berbahaya

Situasi berlalulintas di Indonesia dapat diibaratkan seperti sebuah “medan perang. Hal ini dikarenakan kondisi berlalulintas di negara kita sudah merenggut begitu banyak korban sebagai akibat dari buruknya sistem transportasi yang disertai dengan ketidakmampuan pengguna jalan dalam beradaptasi dengan situasi tersebut. Jalan raya yang menjadi tempat dimana kita berkendara juga menjadi arena persaingan atau kontestasi dengan sesama pengguna jalan yang lain. Persaingan tersebut meliputi perebutan space atau ruang di jalan raya yang kian hari semakin terasa sempit, terkait dengan hal ini maka diperlukan proses adaptasi terhadap situasi berlalulintas yang kita lalui. Sebagai bagian tak terpisahkan dari proses adaptasi tersebut maka pemahaman dan pelaksanaan dari Rules, Skill, dan Attitude menjadi penting sebagai “senjata” bagi setiap pengguna kendaraan dalam bertahan di medan perang yang kita arungi.

Are you ready for war? :mrgreen:

Kenyataan yang kita hadapi di negeri ini seringkali memaksa kita untuk mengarungi “medan perang” dengan kendaraan pribadi kita. Selain memiliki potensi bahaya yang besar, menggunakan kendaraan pribadi juga membuat kita harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli sebuah motor maupun mobil. Ketika kita digiring ke “medan perang” dan harus mengeluarkan sejumlah uang untuk itu, yang meraup keuntungan adalah industri otomotif dan lembaga leasing yang hampir semuanya dikuasai oleh pihak asing. Sebuah hal yang ironis di negara tercinta kita ini, saat rakyat bertumbangan di jalanan dan harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi kebutuhan bertransportasi, sekelompok orang justru mereguk untung yang begitu besar dari hal tersebut.

Situasi Berlalulintas yang Dihadapi oleh Pengguna Jalan

Persaingan dalam hal perebutan ruang di jalan raya menjadi hal yang tidak terhindarkan, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kita tidak sendiri di jalan. Ada pengguna jalan lain disekitar kita yang menggunakan jalur dan waktu yang sama dengan kepentingan dan kemampuan berkendara yang berbeda. Masih banyak di sekitar kita pengendara yang kemampuan berkendaranya sangat rendah maupun karakter berkendaranya sangat buruk dan keduanya dapat menjadi sangat berbahaya bagi kita yang berada di sekitar mereka.

Selain dengan sesama pengendara, kita juga masih harus berebut ruang di jalan dengan elemen transportasi yang lain, semisal angkutan umum dan pejalan kaki. Semakin sempitnya ruang gerak pengguna jalan masih di tambah lagi dengan buruknya kondisi jalan yang sudah tentu akan mengurangi ruang gerak kita dalam berkendara. Dengan menyadari keberadaan mereka kita bisa menyiapkan langkah adaptasi sebagai upaya menghindarkan kita dari bahaya yang dapat disebabkan oleh setiap pengguna jalan yang ada di sekitar kita.

Di luar perebutan ruang gerak di jalan raya, setiap pengguna jalan juga harus menyadari bahwa kita berada dalam sebuah situasi dan kultur transportasi yang masih jauh dari aman dan nyaman. Infrastruktur seperti jalan, rambu lalulintas, hingga ketersediaan transportasi publik yang masih jauh dari memadai. Tidak semua jalan yang kita lalui adalah jalan yang aman, kita masih sering menemukan jalan yang berlubang, licin, tanpa penerangan, dan beragam hal berbahaya lainnya. Situasi ini diperburuk dengan tidak adanya sarana tranportasi publik yang memadai, bahkan megaproyek Monorail di Jakarta pun harus berhenti di tengah jalan.

Rules-Skill-Attitude Sebagai Solusi

Lantas bagaimana kita menyikapi realitas yang kita hadapi sebagai pengguna jalan dan beradaptasi dengan lingkungan berlalulintas yang berbahaya bagi keselamatan kita? Dalam hal ini pemahaman akan aturan (Rules) berlalulintas, kemampuan (skill) berkendara yang baik, dan sikap (Attitude) dalam berkendara dapat menjadi senjata kita untuk bertahan dan selamat dari “medan perang” yang kita lalui. Keseluruhannya dirangkum dalam sebuah segitiga tak terpisahkan, Rules-Skill-Attitude.

Rules - Skill - Attitude

 

Rules atau peraturan berlalulintas tidak dibuat tanpa perhitungan yang matang, ia dibuat guna menciptakan kondisi berlalulintas yang aman dan nyaman. Tidak dilaksanakannya aturan-aturan dalam berlalulintas adalah salah satu faktor utama dari kesemrawutan dalam situasi berlalulintas yang kita lalui. Semakin banyak peraturan berlalulintas yang dilanggar maka kita semakin banyak pula berperan dalam menciptakan “medan perang” yang semakin berbahaya bagi setiap pengguna jalan. Adapun skill atau kemampuan dalam berkendara adalah tingkat penguasaan seorang pengendara dalam menggunakan kendaraanya dengan aman dan nyaman. Tanpa adanya skill yang memadai tentu seorang pengendara tidak akan mampu mengendalikan kendaraannya dengan baik dan akan menjadi satu hal yang berbahaya bagi si pengendara maupun orang lain di sekitarnya.

Yang terakhir dan yang paling penting dari upaya adaptasi pengendara dalam berlalulintas adalah sikap atau attitude. Pemahaman akan peraturan dan kemampuan berkendara yang baik akan percuma jika diiringi dengan sikap berkendara yang buruk. Dalam hal sikap atau attitude ini, kita harus berupaya untuk memiliki sikap berkendara yang tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Dalam kajian psikologi sosial kita akan menemukan empat fungsi sikap :

  1. Fungsi penyesuaian diri yang berarti bahwa pengembangan sikap akan membantu kita dalam mencapai tujuan. Tujuan utama kita dalam berkendara adalah selamat sampai di tujuan dan sikap berkendara yang baik akan membantu kita dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan sikap berkendara yang baik kita tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya bagi keselamatan kita, seperti menggunakan telepon genggam sambil berkendara yang dapat mencelakakan kita.
  2. Fungsi pertahanan diri yang berarti bahwa sikap dapat melindungi seseorang. Sikap berkendara yang baik akan mengarahkan kita untuk melindungi diri kita sendiri, seperti dengan menggunakan perlengkapan berkendara yang memadai. Dengan menggunakan helm, jaket, sepatu, dan perlengkapan berkendara lainnya maka kita telah meminimalisir potensi dari resiko yang akan kita tanggung dari bahaya yang ada di jalan.
  3. Fungsi ekspresi nilai yang berarti bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar seseorang. Dengan memiliki sikap berkendara yang baik maka kita akan memiliki citra diri yang baik. Sebagai contoh, dengan berkendara yang santun kita akan dinilai sebagai sosok yang santun pula, dengan memilih untuk mentaati peraturan maka kita akan dinilai sebagai orang yang cerdas dan berwawasan.
  4. Fungsi pengetahuan, fungsi ini berarti bahwa sikap akan membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap suatu hal. Sebagai seorang pengendara maka dengan memilih untuk memiliki attitude berkendara yang baik maka kita akan menyadari bahwa hal tersebut akan membantu kita dalam mencapai tujuan, yakni selamat sampai di tujuan dan berkomitmen untuk terus berkendara yang aman bagi diri sendiri dan pengguna jalan lain.

Dengan pemahaman dan penerapan Rules-Skill-Attitude maka kita telah beradaptasi dengan “medan perang” yang akan kita lalui agar terhindar dari potensi bahaya. Begitu banyak permasalahan yang mendera situasi berlalulintas di Indonesia, mulai dari minimnya etika pemilik kendaraan pribadi, penegakan hukum yang amburadul, kecelakaan yang terus meningkat, dan beragam hal lainnya yang semuanya bermuara pada sikap dan perilaku dari pihak-pihak yang terkait dengan sistem transportasi itu sendiri. Oleh karenanya kita sebagai pengguna jalan harus mampu beradaptasi dengan realitas tersebut demi keselamatan kita dan demi terciptanya situasi berlalulintas yang aman dan nyaman bagi kita semua.

bennythegreat.wordpress.com

the past that build the present and design the future

KheziaMetta

Framing Life, Capturing Souls

Aripitstop.com

otomotif news

Maskurblog

Kembali Ke Mode Gratis

BAPAKE VALKYLA'S BLOG

Sekedar Coretan di Kala Senggang

Triyanto Banyumasan Blog's

Belajar dan Terapkan

@ndaholmes's Blog

A topnotch WordPress.com site

DWI OKTA NUGROHO

Lebih Baik Beruntung daripada Pintar

Yayuk Sentul's Blog

A Project of Yayuk Sentul's Diarrheea... (Diary maksudnya)

Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Edo Rusyanto's Traffic

Edo Rusyanto's Traffic

Joe Trizilo

Personal Blog

learningfromlives.wordpress.com

Gubuk kecil untuk belajar dan berbagi pemikiran.

Cafebiker

Tempat nongkrongnya para biker...dan kafeinisme...