Arsip Blog

Kalau motor sendiri masih bisa di optimalkan, kenapa harus beli motor baru?

Gundah gulana, atau lebih dikenal dengan kata galau dalam bahasa populer masa kini, itulah yang belakangan menggelayuti pikiran ane :mrgreen: . Namun tenang, ane bukan galau karena cinta seperti para abg2 labil :mrgreen: . Ane adalah tipikal orang yang cenderung melankolis terhadap motor, setelah kisah tentang Black Jagur disini (klik), disini (klik) dan disini (klik), kali ini Blue Scouzie yang bikin ane galau. Kegalauan ane kali ini dipicu karena adanya sedikit rasa jenuh terhadap Blue Scouzie alias Yamaha Scorpio Z yang jadi tunggangan sehari-hari ane. Setelah 6 tahun mengarungi jalanan bersama inilah kali pertama ane merasa jenuh dengan tampilan blue scouzie. Kegalauan bertambah manakala tanpa diminta tiba-tiba saja orang tua ane menawarkan sebuah Kawasaki Ninja 250 sebagai pengganti scorpio, beuuuhhhh asli ngecesss, siapa sih yang gak mau ditawarin Ninja 250?   :mrgreen: .

Ditawarin Ninja 250! Kapal oleng kapteeennnn!!! :mrgreen:

Tinggal berkata “iya” maka sebuah Ninja 250 bisa saja terparkir di garasi sebagai pengganti blue scouzie. Namun sampai pada suatu malam ane kebetulan ga bisa tidur dan memutuskan untuk nyantai ngerokok di teras rumah, dari posisi ane terlihat Blue Scouzie dan Black Jagur terparkir manis di garasi. Lama memandangi dua motor tunggangan ane itu tiba2 terlintas segala kenangan selama bertahun-tahun bersama Blue Scouzie, mulai dari saat pertama kali Blue Scouzie diantar oleh dealer, saat gedubrak bareng, saat-saat turing ke anyer, bandung, sukabumi, sampai memori tentang para “mahluk halus” yang pernah menjadi boncenger setia penghuni Jok belakang Blue Scouzie :mrgreen:. Tiba2 diri ini merasa begitu berdosa, sebegitu teganya saya hendak mencampakkan motor yang setia menemani saya kemana saja dikala dinginnya malam sampai teriknya siang hanya demi sebuah motor dua silinder 250cc.

Black Jagur (Vega R) dan Blue Scouzie (Scorpio Z), Terlalu banyak kenangan dengan dua motor ini 😀

Semenjak malam itu saya mulai berpikir jernih, pantaskah menukar Blue Scouzie dengan sebuah Ninja 250? Saya pun coba mengkalkulasikan setiap kemungkinan dan akhirnya saya memutuskan untuk BATAL menebus sang Ninja! Selain alasan kenangan melankolis terhadap Blue Scouzie yang mungkin bagi sebagian orang akan dianggap lebay :mrgreen:, ane juga berfikir bahwa belum saatnya bagi ane untuk memiliki Ninja. Beberapa alasan yang mendasari hal tersebut antara lain karena konsumsi BBM dan biaya perawatan Ninja boros jika dibandingkan Scorpio. Ane kemudian teringat salah satu nasihat Bung Bodats bahwa “Seseorang belum pantes naik Ninja 250 kalo dia masih ngerasa berat dengan bensin dan perawatan yang mahal, itu konsekuensi logis punya Ninja”, wah kata2 yg jadi pencerahan nih buat ane. Sebenarnya bisa saja sih tetep beli Ninja namun ane mungkin harus meminta uang ke orang tua, padahal dengan Blue Scouzie ane bisa mengurus hampir semuanya dengan uang penghasilan sendiri, maklum ane masih mahasiswa dan guru tidak tetap, berat kalo harus ngurus Ninja dari duit sendiri :mrgreen:. Kedua adalah rasa malu, malu jika masih dibelikan motor oleh orang tua! Meskipun orang tua ikhlas memberikan Ninja, namun ane berharap jika suatu saat nanti ane beli motor lagi maka ane harus beli dari uang sendiri :D. Lagian beli motor baru sekarang bikin penuh jalan saza, Jakarta sudah macet juragan :mrgreen:.

Kemudian ane teringat dengan ucapan bro Igfar sang punggawa motorbiru “Gak usah beli motor baru, motor lu aja dioptimalkan”. Yup bener, sebuah masukan yang berharga dari Bro Igfar. Alih2 menghabiskan 50juta uang orang tua buat nebus Ninja, mending mengoptimalisasikan Blue Scouzie biar jadi lebih keren! Alhamdulillah belakangan salah satu proyek yang ane handle sukses dan ane ketiban rezeki, maka ane putuskan untuk memodif Blue Scouzie!!! Segala konsep sudah dipikirkan baik2, bagaimana kira2 hasil modif Blue Scouzie kelak? Time will tell laagh! (khas juragan Triatmono :mrgreen:). So, sambil menunggu Blue Scouzie kelar dimodif nikmatin saja dulu gambar Yamaha FZ-8 idaman ane ini, kali aja suatu saat dapat rezeki buat nebus ini motor, Insya Allah, Wallahualam 😀

Yamaha FZ-8 Keren ya :mrgreen:

Romantika Bikers : Antara Saya dan Black Jagur

Pada suatu masa, ketika ane masih alay :mrgreen:

Well, sudah lama rasanya ingin merilis curhatan ini, namun apadaya karena sibuk (atau sok sibuk :mrgreen: ) akhirnya tulisan ini baru sekarang dirilis 😀 . Tulisan ane kali ini terkait dengan cinta motor pertama ane yang ane namai Black Jagur, Black karena warna di STNK tertulis hitam, dan Jagur adalah singkatan dari jarang diguyur alias jarang dicuci :mrgreen: . Black Jagur pada dasarnya adalah sebuah Yamaha Vega R rakitan 2oo4 yang dibelikan oleh orangtua ane di tahun yang sama pada tanggal 14 Januari pukul 2 siang di sebuah dealer Yamaha di Tangerang. Motor ini dibelikan oleh orang tua ane ketika ane masih kelas 3 SLTP dengan alasan supaya ane terpacu untuk bisa masuk ke SMA favorit. Sama seperti masyarakat pada umumnya orangtua ane saat itu belum begitu memahami betapa bahayanya seorang anak dibawah umur ketika diberikan sebuah benda bernama motor. Dengan usia yang saat itu masih sekitar 14 tahun, jelas ane tidak memiliki SIM dan menjadi seorang bikers illegal di jalan raya.

Seiring waktu berjalan maka skenario buruk pun terjadi, begitu ane SMA ane mulai keranjingan dengan yang namanya korek motor dan sering nongkrong di arena balap liar. Tercatat saat itu ubahan yang sempat ane lakukan di Black Jagur adalah pasang girbox Yamaha X1-R Thailand, oversize 50, jetting karburator, knalpot rakitan yang berisik minta ampun, sampai pemasangan sockbreaker depan Yamaha RX-King beserta setang jepit dan body yang terondol. Ubahan mesin memang tidak terlalu ekstrim untuk ukuran motor balap liar, namun cukup menguras kantong untuk ukuran seorang anak SMA yang masih merengek minta jajan pada orangtua. Dilihat dari penampilan motor pun Black Jagur saat itu sudah dapat dinyatakan sebagai sebuah motor alay! Belum lagi ane kemana2 lebih sering menggunakan helm cetok, kadang malah tanpa helm sama sekali, apalagi kepikiran buat pake safety gear! jelas ane adalah sealay-alaynya bikers alay saat itu :mrgreen: .

Selama periode suram tersebut entah berapa kali ane harus kejar-kejaran dengan polisi yang menggerebek lokasi balap liar, mengendap-endap di jalanan agar tak terkena tilang, sampai jumpalitan nyusruk aspal karena riding style yang luar biasa seruntulan. Sampai suatu saat ane terlibat kecelakaan tunggal akibat ban depan meledak saat melakukan cornering, diduga ban meledak saat itu karena compon ban sudah tipis, tekanan angin yang kurang, dan cornering yang terlalu memaksakan diri. Tercatat saat itu kondisi Black Jagur begitu menyedihkan, shock depan melengking, segitiga patah, batok lampu Honda Nova Dash yang ane pasang di Black Jagur remuk, sampai body yang pecah, alhamdulillah Tuhan masih memberikan keselamatan buat ane, ane cuma keseleo kaki saja.

Dengan kejadian itu pun Abah (panggilan ane buat bapak) marah bukan kepalang karena ane menggunakan motor yang ia belikan untuk hal yang tidak terpuji dan membahayakan. Sejak saat itu Black Jagur pun lebih banyak “ngejogrok” di prakiran rumah tanpa tersentuh. Dan kemudian Abah ane membelikan sebuah Yamaha Scorpio Z sebagai pengganti Black Jagur, dengan catatan ane gak akan korek motor dan seruntulan bawa motor lagi (tulisan tentang Scorpio akan dirilis terpisah 😀 ). Alhamdulillah saat itu usia ane pun sudah cukup untuk memiliki SIM resmi.

Lama melihat Black Jagur terkapar tak berdaya di parkiran tanpa tersentuh membuat ane iba, bagaimanapun ia adalah motor pertama ane, ia yang meperkenalkan ane terhadap kecintaan akan sebuah sepeda motor. Akhirnya ane pun memberanikan diri untuk membangun ulang Black Jagur, namun kali ini bukan untuk kebut2an perubahan yang ane lakukan sebatas penampilan dan estetika. Melihat ane yang sudah lepas dari dunia “bejek gas” maka Abah pun mengizinkan. Saat itu tercatat rubahan yang ane lakukan adalah standarisasi mesin, ganti body secara keseluruhan dengan body Yamaha Jupiter Z, penggunaan Headlamp Yamaha Mio custom yang sudah memiliki lampu sein, pemasangan takometer dan fuelmeter digital, pemasangan velg alumunium Ride It (ukuran standar), sampai instalasi cakram depan Kawasaki Ninja.

Black Jagur dengan Body Jupiter, Headlamp Mio, dan cakram Ninja 😀

Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, beberapa bulan setelah motor terlihat tampan (menurut ane :mrgeen: ) Black Jagur terlibat insiden lagi, kali ini adik ane adalah pelaku sekaligus korban 😦 . Black Jagur ditabrakkan ke tembok oleh adik ane yang tidak mampu mengendalikan motor karena membawa barang berat di plastik kresek yang ditautkan ke setang, duh 😦 . Maka bagian depan motor pun remuk tidak karuan, alhamdulillah Adek ane saat itu hanya mengalami luka kecil. Sejak saat itu ane putuskan untuk melakukan standarisasi total terhadap Black Jagur, semua modifikasi yang ane pasang di Black Jagur ane kembalikan kepada standarnya kecuali velg yang masih menggunakan Ride It. Black Jagur pun akhirnya kembali menjadi Yamaha Vega R standar dengan kelengkapan berkendara yang lengkap 🙂 .

Kondisi Black Jagur saat ini, foto bareng Blue Scouzie (Scorpio Ane) 😀

Harus diakui dengan postur ane saat ini dengan tinggi 183cm dan bobot yang entah berapa (malas nimbang :mrgreen: ) Black Jagur jelas sudah tidak proporsional lagi untuk dikendarai oleh ane. Postur ane sudah jauh berubah, saat ini ane bukan lagi bocah SMP berusia 14 tahun :mrgreen: , saat ini ane pun lebih sering menggunakan Yamaha Scorpio Z sebagai motor sehari-hari. Black Jagur hanya dipakai sewaktu-waktu agar mesin 11occ nya tidak rusak. Namun kecintaan terhadap Black Jagur sejatinya tak pernah luntur, ia tetap motor pertama ane, motor yang mengenalkan ane dengan suka duka menjadi pemotor, entah sudah berapa boncenger yang duduk di jok belakangnya, mulai dari boncenger biasa sampai boncenger yang “spesial” 😀 . Kesemua alasan tersebut membuat ane amat sangat berat jika diminta untuk menjual Black Jagur, terlalu banyak kenangan dengan motor ini, suka dan duka dilalui bersama, kami sesat bersama dan insyaf pun bersama. Terimakasih sudah menemaniku selama delapan tahun ini duhai Black Jagur, I will Always Love You 🙂 .

bennythegreat.wordpress.com

the past that build the present and design the future

KheziaMetta

Framing Life, Capturing Souls

Aripitstop.com

otomotif news

Maskurblog

Kembali Ke Mode Gratis

BAPAKE VALKYLA'S BLOG

Sekedar Coretan di Kala Senggang

Triyanto Banyumasan Blog's

Belajar dan Terapkan

@ndaholmes's Blog

A topnotch WordPress.com site

DWI OKTA NUGROHO

Lebih Baik Beruntung daripada Pintar

Yayuk Sentul's Blog

A Project of Yayuk Sentul's Diarrheea... (Diary maksudnya)

Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Edo Rusyanto's Traffic

Edo Rusyanto's Traffic

Joe Trizilo

Personal Blog

learningfromlives.wordpress.com

Gubuk kecil untuk belajar dan berbagi pemikiran.

Cafebiker

Tempat nongkrongnya para biker...dan kafeinisme...