Daily Archives: Mei 30, 2012

Ditengah Buruknya Kultur Berkendara Masyarakat Indonesia: Peran Dunia Hiburan dalam Isu Keselamatan Jalan

Berbicara mengenai isu keselamatan jalan di Indonesia maka kita akan menghadapi sebuah fakta menyedihkan, dimana setiap harinya puluhan nyawa mati sia-sia akibat kecelakaan lalulintas. Data Kepolisian Republik Indonesia menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2011, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 31.234 jiwa. Adapun kerugian ekonomi yang diderita akibat kecelakaan yang menelan korban jiwa mencapai Rp 35,8 triliun. Tingginya angak kecelakaan lalu-lintas di Indonesia dipicu oleh beragam faktor, diantaranya adalah sarana dan prasarana jalan yang masih jauh dari memadai, penegakan hukum di jalan yang masih lemah, pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak terkendali, dan yang paling utama adalah kultur berkendara masyarakat Indonesia yang masih jauh dari beradab. Kultur berkendara masyarakat Indonesia tersebut dipengaruhi oleh situasi sosial yang hampir setiap harinya dihadapi oleh para pengguna jalan.

Situasi sosial yang terlanjur terbentuk dalam masyarakat Indonesia menggiring kita pada sikap tidak peka terhadap aspek keselamatan jalan. Ketidakpekaan ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa tidak banyak masyarakat yang menyadari bahwa sesungguhnya kecelakaan lalu lintas menduduki urutan ke dua setelah penyakit TBC sebagai pembunuh utama di Indonesia. Berdasarkan data Kepolisian, tercatat setiap harinya 86 orang tewas perhari akibat kecelakaan lalulintas di Indonesia, angka yang besar bukan? Sebuah angka yang bahkan jauh lebih besar daripada angka kematian karena Narkoba dan AIDS. Sudah bukan rahasia lagi jika masih banyak dari kita yang gemar melanggar aturan lalulintas, mengendarai kendaraan seenaknya, maupun beragam hal lain yang berpotensi membentuk situasi berkendara yang tidak kondusif dan pada akhirnya bermuara kepada meningkatnya tingkat kecelakaan lalulintas. Ketika aturan sudah tidak dianggap, penegakan hukum lemah, dan masyarakat semakin terbiasa dengan perilaku berkendara yang seenaknya maka pada akhirnya kepedulian terhadap keselamatan diri dan orang lain di jalan akan semakin terkikis.

Lantas, apa peran dunia hiburan dalam isu keselamatan jalan? Seperti telah dijelaskan sebelumnya situasi sosial yang dihadapi oleh para pengguna jalan akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka dalam berkendara. Situasi sosial disini tidak semata apa yang mereka rasakan langsung sebagai seorang pengguna jalan, namun juga terkait informasi apa saja yang mereka terima sebagai masyarakat pada umumnya. Informasi yang mereka dapat berperan dalam mempengaruhi sudut pandang dan cara berpikir mereka, termasuk dalam aspek keselamatan jalan. Hal ini dikarenakan dunia hiburan menyajikan sederet public figure sebagai menu utama yang mereka sajikan, setiap tingkah pola mereka mau tidak mau akan berperan dalam membentuk polan pikir masyarakat, apalagi jika public figure tersebut adalah sosok yang sedang menjadi idola, hampir setiap perilakunya memiliki potensi besar untuk dicontoh oleh para penggemarnya.

Dalam kaitannya dengan isu keselamatan jalan, dunia hiburan laksana pisau bermata dua, ia memiliki dua fungsi yang saling bertolak belakang, yakni fungsi konstruktif dan fungsi dekonstruktif. Fungsi konstruktif dunia hiburan adalah manakala ia mampu menyediakan konten positif yang bersifat membangun atau mendidik masyarakat menuju keberadaban pola berpikir dan berperilaku. Sebaliknya, fungsi dekonstruktif menyajikan konten yang cenderung tidak mendidik dan berpengaruh buruk bagi masyarakat, sayangnya peran inilah yang lebih sering dimunculkan dalam dunia hiburan tempo hari ini.

Peran dekonstruktif dunia hiburan terhadap aspek keselamatan jalan dibuktikan dengan maraknya konten dalam acara televisi kita yang sama sekali tidak mengindahkan kaidah keselamatan jalan. Rasanya tidak sulit untuk menemukan adegan dalam sebuah acara televisi dimana sang aktor mengendarai sepeda motor tanpa helm, mengendarai mobil sambil menelepon, dan masih banyak lagi. Bahkan belum lama ini salah satu televisi swasta dengan gegap gempita menyiarkan kabar pernikahan salah seorang public figure yang cukup ternama, sayangnya ada salah satu scene dimana sang public figure dan calon pengantinnya mengitari Jakarta tanpa helm. Sepele? Mungkin saja, namun penyajian konten yang tidak mendidik seperti itu secara terus menerus akan mempengaruhi alam bawah sadar mereka yang menontonnya, seolah menyajikan sebuah gagasan bahwa bukanlah hal yang salah dan berbahaya jika anda berkendara di jalan raya tanpa helm.

Apa yang sudah dijelaskan sejauh ini hanyalah sedikit dari banyak dampak negatif yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat sebagai konsumen setia dunia hiburan yang gegap gempita. Mengingat perannya yang sangat vital dalam membentuk pola pikir masyarakat, maka alangkah baiknya jika konten yang disajikan kepada penonton televisi adalah konten yang tidak sekedar menghibur, namun juga edukatif. Jika konten yang cenderung negatif dan tidak mendidik terus disajikan maka aspek keselamatan jalan akan semakin tidak dianggap penting dan kultur berkendara yang tidak beradab akan terbentuk dalamn masyarakat, selanjutnya mungkin kita hanya bisa berucap “Selamat datang dalam masyarakat pengguna jalan yang tidak beradab”, mau?

Mukhammad Azdi

bennythegreat.wordpress.com

the past that build the present and design the future

KheziaMetta

Framing Life, Capturing Souls

Aripitstop.com

otomotif news

Maskurblog

Kembali Ke Mode Gratis

BAPAKE VALKYLA'S BLOG

Sekedar Coretan di Kala Senggang

Triyanto Banyumasan Blog's

Belajar dan Terapkan

@ndaholmes's Blog

A topnotch WordPress.com site

DWI OKTA NUGROHO

Lebih Baik Beruntung daripada Pintar

Yayuk Sentul's Blog

A Project of Yayuk Sentul's Diarrheea... (Diary maksudnya)

Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Edo Rusyanto's Traffic

Edo Rusyanto's Traffic

Joe Trizilo

Personal Blog

learningfromlives.wordpress.com

Gubuk kecil untuk belajar dan berbagi pemikiran.

Cafebiker

Tempat nongkrongnya para biker...dan kafeinisme...